"Penyebab utama longsor ditengarai hujan deras dan tanah labil. Kebetulan longsor terjadi saat hujan deras," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Jumat.
Rumah yang longsor dihuni tiga kepala keluarga dengan sembilan jiwa, dua di antaranya balita berusia satu tahun dan empat tahun. Sedangkan rumah yang tertimpa longsor dihuni dua kepala keluarga dengan empat jiwa.
"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini karena penghuni rumah sudah merasa akan terjadi longsor sehingga bisa menyelamatkan diri," kata Agus.
Seluruh warga yang terdampak longsor, lanjut Agus, sudah diungsikan ke lokasi yang aman dan mendapat bantuan logistik dari Pemerintah Kota Yogyakarta.
Selain dua rumah rusak akibat longsor, rumah yang berada di samping lokasi kejadian juga mengalami retak.
Agus menyebut, penanganan sementara yang bisa dilakukan adalah dengan menutup daerah longsor sepanjang 25 meter dengan tinggi 15 meter dan lebar sekitar 10 meter ditutup terpal.
"Tujuannya agar tanah yang ada di bawahnya tidak semakin longsor karena tergerus air saat hujan turun," katanya.
Sedangkan untuk penanganan jangka panjang, lanjut Agus, akan dimintakan rekomendasi ke Balai Besar Wilayah Serayu-Opak (BBWSO) selaku instansi yang berwenang terhadap sungai.
Sebelumnya, kejadian tebing longsor di Sungai Code sudah terjadi di dua titik berbeda yang lokasinya tidak terlalu berjauhan. Pemerintah Kota Yogyakarta mengirimkan surat kepada BBWSO untuk meminta rekomedasi penanganan.
"Warga yang tinggal di bantaran sungai tetap diminta waspada terhadap potensi bencana longsor dengan mencermati berbagai tanda yang ada, misalnya tebing atau tanah yang mulai retak," katanya.
Ia pun meminta warga untuk segera melapor ke BPBD Kota Yogyakarta jika menemukan tanda-tanda yang mengarah pada potensi longsor untuk menghindari korban jiwa.
Pewarta: Eka Arifa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016