Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat sebesar 28 poin menjadi Rp13.134 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.162 per dolar AS.

Analis Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa optimisme investor terhadap ekonomi Indonesia yang relatif masih baik menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang rupiah berada di area positif.

"Sejumlah data ekonomi Indonesia yang telah dirilis cukup baik, diantaranya cadangan devisa Maret naik menjadi 107,54 miliar dolar AS dapat menjaga optimisme pelaku pasar uang sehingga target perekonomian domestik di atas 5 persen pada tahun ini dapat tercapai, diharapkan sentimen itu terjaga," katanya.

Ia menambahkan bahwa meski ke depan ada revisi dalam APBNP, diharapkan tidak mempengaruhi optimisme investor terhadap perekonomian Indonesia sehingga aliran dana asing yang masuk terus mengalir ke dalam negeri.

Ia menambahkan bahwa penguatan rupiah juga tidak lepas dari pengaruh eksternal, harga minyak mentah dunia mulai bergerak menuju level 40 dolar AS, situasi itu dapat menopang komoditas lainnya turut menguat.

"Indonesia yang merupakan salah satu negara penghasil komoditas akan merasakan dampak positifnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa pelaku pasar diharapkan tetap berhati-hati mengingat laju dolar AS masih berpotensi pulih menyusul rilis data klaim pengangguran Amerika Serikat terbilang membaik menyusul.

Departemen tenaga kerja AS merilis jumlah klaim pengangguran baru berkurang sebanyak 9.000 menjadi 267.000 dalam pekan yang berakhir 2 April, lebih baik dari estimasi.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (8/4) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.169 dibandingkan hari sebelumnya (7/4) Rp13.197.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016