Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa laju indeks harga saham gabungan (IHSG) relatif positif di sepanjang tahun 2016 ini seiring dengan fundamental ekonomi domestik yang positif.
Direktur BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa komitmen pemerintah untuk melakukan reformasi struktural sudah mulai terlihat dan akan cukup berdampak positif bagi industri pasar modal.
"Lihat saja program-program pemerintah cukup berjalan baik, belanja pemerintah juga membaik sehingga ada harapan perbaikan infrastruktur, kondisi itu yang menjaga industri pasar modal," ujarnya.
Berdasarkan data BEI, sepanjang kuartal I 2016 ini IHSG mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,49 persen, atau menjadi salah satu yang terbaik di dunia dengan memempati urutan kedua setelah bursa saham Thailand.
Membaiknya IHSG BEI, lanjut dia, juga akan turut mendorong perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO). Sebanyak empat perusahaan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan IPO yakni PT Duta Inti Daya yang bergerak di bidang kesehatan dan kecantikan, PT Cikarang Listrindo (energi listrik), PT Graha Andrasentra Propertindo (pengelola taman bermain Jungleland), dan Bank Ganesha sedang.
"Total ada empat perusahaan yang sedang dalam proses IPO dengan nilai emisi sekitar Rp5 triliun," paparnya.
Ia optimistis target IPO sebanyak 30 perusahaan akan tercapai pada tahun ini. Pada semester kedua nanti diproyeksikan marak perusahaan melakukan IPO untuk meraih dana segar dalam rangka mendukung ekspansinya.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi triwulan I 2016 diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
"Diproyeksikan tumbuh sekitar 5 persen, jika memang sesuai target maka potensi indeks BEI menembus level 4.900 poin berpotensi terjadi," katanya.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan menilai bahwa kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) selama tahun 2016 ini yang mengalami pertumbuhan menandakan kondisi ekonomi domestik yang membaik.
"Pasar modal menjadi indikator bagi perekonomian. Saat pasar modal membaik biasanya kemudian menjadi pertanda bahwa perekonomian dan sektor riil akan positif. Begitu juga sebaliknya," ujarnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016