Kita sudah bertemu beberapa kali dengan BUMN lain untuk membahas teknisnya, BUMN-BUMN sudah membuat target, ada peluang sinergi dan `captive market` dari bisins itu."
Jakarta (ANTARA News) - PT Timah (Persero) Tbk siap untuk melaksanakan rencana penganekaragaman atau diversifikasi usaha ke sejumlah sektor diantaranya properti dan rumah sakit (RS) pada tahun 2016 untuk mendukung kinerja.

"Binis properti itu paling cepat mendapatkan profitnya. Pelaksanaan sebelumnya ada sedikit kendala dan situasi tahun lalu memang belum bagus, maka diharapkan tahun 2016 ini. Kita sudah punya rencana dan strategi khusus untuk properti," ujar Sekretaris Perusahaan TINS, Agung Nugroho di Jakarta, Kamis.

Menurut Agung Nugroho, prospek sektor properti pada tahun ini akan bergeliat seiring dengan laju pertumbuhan perekonomian domestik pada tahun 2016 ini akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Untuk bisnis rumah sakit, lanjut dia, perseroan juga tengah berupaya mengembangkan bisnis itu melalui anak usahanya dengan menganggarkan dana sekitar Rp400 miliar untu pengembangannya.

"Anggaran capex untuk anak usaha rumah sakit sekitar Rp400 miliar, tergantung situasi," katanya.

Ia mengemukakan bahwa bisnis rumah sakit itu juga seiring dengan pembentukan induk usaha (holding) yang menyatukan sebanyak 78 rumah sakit milik BUMN.

"Kita sudah bertemu beberapa kali dengan BUMN lain untuk membahas teknisnya, BUMN-BUMN sudah membuat target, ada peluang sinergi dan captive market dari bisins itu," katanya.

Kendati demikian, Agung Nugroho mengatakan bahwa perseroan masih tetap fokus untuk pengembangan produksi timah. Perseroan terus mengupayakan untuk mengembangkan bisnis pertimahan dan mineral lainnya, salah satunya adalah proyek Logam Tanah Jarang atau biasa disebut "Rare Earth".

Logam Tanah Jarang merupakan mineral ikutan yang berasal dari proses penambangan bijih timah, dan memiliki manfaat yang luar biasa.

"Pabrik Logam Tanah Jarang ini berdiri di areal kawasan industri kita. Jadi kawasan industri ini berlokasi di Tanjung Ular, kita memilih membangun pabrik di Tanjung Ular karena kita harapkan bisa lebih cepat perkembangannya di kawasan itu," paparnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016