"Sejak dulu Marvel selalu merefleksikan keberagaman," kata Jamie Turner, Senior Manager, Franchise Marketing & Development, The Walt Disney Company Southeast Asia dalam "Marvel Creative Day Out" di Binus Northrumbia School of Design Jakarta, Kamis.
Tokoh utamanya berasal dari latar belakang yang bervariasi, mulai dari Black Panther yang merupakan pria Afrika-Amerika hingga Ms. Marvel, gadis remaja muslim Amerika.
Setiap orang bisa digambarkan sebagai pahlawan tanpa terpaku pada ras, gender atau agama tertentu. Selain itu, Turner mengatakan kisah-kisah dalam komik Marvel selalu menggambarkan kehidupan yang tak asing bagi pembaca. Tiap karakter memiliki masalah yang dihadapi oleh banyak orang, misalnya Peter Parker alias Spiderman yang kerap ditindas saat remaja.
"Para remaja di tiap generasi bisa memahami fenomena itu," kata dia.
Kepahlawanan adalah salah satu unsur utama dalam kisah Marvel. Karakter utama akan beraksi dalam situasi-situasi sulit dan menegangkan.
"Karakternya dibuat agar penggemar merasa benar-benar ingin mendukung mereka," kata Turner.
Intensitas cerita yang tidak membosankan serta sulit diprediksi juga disebut sebagai daya tarik komik Marvel. "Banyak adegan aksi yang menarik hati pembaca," katanya.
Setiap cerita juga punya latar belakang yang mendalam sehingga pembaca bisa menyelami apa yang mendasari karakternya dalam beraksi.
Terakhir, Marvel juga selalu menyelipkan bumbu humor dalam cerita mereka, seperti terlihat dalam Ant-Man dan Deadpool yang tokoh utamanya tak melulu serius.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016