Brussels (ANTARA News) - Para pemimpin Uni Eropa mengakhiri perundingan Kamis malam dengan tanpa kesepakatan akhir mengenai rencana aksi memerangi perubahan iklim, kata Kanselir Jerman, Angela Merkel. "Tidak ada kesepakatan yang dihasilkan. Kami semua menunjukkan sikap agak sabar," kata Merkel, yang negaranya menerima rotasi kepemimpinan Uni Eropa, kepada wartawan setelah memimpin pembukaan sidang dua hari konferensi tingkat tinggi (KTT) di Brussel itu. Meskipun demikian dia mengatakan: "Saya bukannya tanpa harapan." Masalah utama pada perencanaan, yang ditujukan untuk mengurangi emisi gas rumahkaca yang menyebabkan pemanasan global, dipusatkan pada beberapa negara anggota yang enggan menyepakati pembentukan tujuan masa depan penggunaan energi yang terbarukan. Merkel menginginkan kelompok 27 negara tersebut bersedia menyetujui target, bahwa 20 persen dari konsumsi energi Uni Eropa harus menggunakan sumber-sumber energi yang terbarukan pada tahun 2020. "Kami telah membahas mengenai kewajiban-kewajiban khusus - meningkatkan efesiensi energi, biofuel, energi yang bisa diperbarui. Ada keinginan pula untuk membahas lebih lanjut mengenai ketiga bidang itu," ujarnya. "Beberapa negara anggota bertanya: "Apakah kami dengan sungguh-sungguh melaksanakan tujuan itu?," tambahnya. Prancis mengatakan, bahwa dia bisa menerima pemakaian kata `mengikat` pada pencapaian target, namun sebaliknya Presiden Prancis, Jacques Chirac meminta bahwa energi nuklir tak dimasukkan dalam rencana. "Energi nuklir bukan energi yang bisa diperbarui," kata Merkel. Namun dia mengatakan, tenaga atom, yang memenuhi 40 persen dari kebutuhan energi Prancis, akan termasuk dalam sasaran tujuan Uni Eropa untuk mengurangi buangan karbon dioksida sampai 20 persen pada tahun 2020, dibanding dengan tingkat tahun 1990. "Pengurangan secara keseluruhan 20 persen ini juga akan tergantung pada pertanyaan, bagaimana menggunakan teknologi batubara yang lebih bersih, dan itu kemungkinan akan termasuk energi nuklir," ujarnya. "Namun demikian, anda tak bisa memperbandingkan bahwa energi yang bisa diperbarui itu bukanlah sama dengan apapun." Para pejabat Jerman kini mempersiapkan penyusunan rancangan dokumen baru bagi para pemimpin untuk dipertimbangkan lagi pada Jum`at pagi, manakala mereka bertemu lagi di markas besar Dewan Eropa, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007