Nilai tukar rupiah berpeluang menguat lebih tinggi terhadap dolar AS seiring dengan harga minyak mentah yang naik cukup tajam

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 29 poin menjadi Rp13.198 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.227 per dolar AS.

"Seperti diharapkan oleh pasar global, notulensi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dini hari tadi masih belum menunjukan pertanda suku bunga AS akan naik dalam waktu dekat sehingga menopang mata uang negara berkembang kembali menguat," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.

Di saat yang sama, lanjut dia, rilis data persediaan minyak Amerika Serikat yang turun juga berhasil mendorong harga minyak mentah dunia bergerak naik. Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Kamis (7/4) pagi ini, berada di level 38,10 dolar AS per barel, naik 0,93 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 40,09 dolar AS per barel, menguat 0,63 persen.

"Nilai tukar rupiah berpeluang menguat lebih tinggi terhadap dolar AS seiring dengan harga minyak mentah yang naik cukup tajam," katanya.

Ia menambahkan bahwa cadangan devisa yang diumumkan pada hari ini (7/4) juga diperkirakan naik sehingga berpeluang menambah sentimen penguatan bagi rupiah terhadap dolar AS.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa harapan perbaikan ekonomi di dalam negeri yang masih terjaga akan menjaga mata uang rupiah bergerak di area positif.

Ia mengemukakan bahwa lembaga pemeringkat asal Jepang, Rating and Investment Information, Inc. (R&I), kembali mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi, beberapa faktor kunci yang mendukung keputusan itu yakni perekonomian Indonesia yang tetap stabil.

"Indonesia masih dilirik investor asing sebagai tempat investasi yang menjanjikan," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016