Berbicara saat jumpa pers setelah pertemuan dengan Presiden Armenia Serzh Sargsyan yang sedang berkunjung di Berlin, Merkel mengatakan perkembangan di Nagorno-Karabakh menimbulkan keprihatinan sangat besar.
Nagorno-Karabakh adalah wilayah Azerbaijan yang memisahkan diri dengan populasi penduduk mayoritasnya merupakan warga Armenia.
Berbagai upaya untuk mencapai "gencatan senjata yang dapat diterima baik dan permanen" di wilayah itu "sangat mendesak", ujarnya.
Merkel mengatakan Jerman menyarankan penyelesaian konflik antara Armenia dan Azerbaijan secara damai dan ingin "membantu secara konstruktif".
Permusuhan antara Armenia dan Azerbaijan di Jalur Kontak di Nagorno-Karabakh meletus pada Sabtu malam, dan kedua negara tersebut saling menyalahkan mengenai pemicu ekskalasi itu.
Bentrokan mematikan antara pasukan Azerbaijan dan Armenia di Wilayah Nagorno-Karabakh pada Senin (4/4) memasuki hari ketiga tanpa tanda mereda.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pada Selasa bahwa pasukannya telah menewaskan 70 tentara Armenia dan menghancurkan 20 kendaraan lapis baja pada Senin dan Selasa, sementara setidaknya 16 tentara Azerbaijan tewas dalam pertempuran sengit di wilayah tersebut.
Setelah tiga hari pertempuran, Armenia dan Azerbaijan sepakat pada Selasa untuk gencatan senjata, yang mulai berlaku pada siang hari.
Armenia dan Azerbaijan telah terlibat pertikaian sengit mengenai wilayah pegunungan Nagorno-Karabakh. Konflik antara Armenia dan Azerbaijan mengenai Nagorno-Karabakh pertama kali meletus pada 1988, ketika wilayah itu memproklamasikan kemerdekaan dari Azerbaijan untuk bergabung dengan Armenia.
Sementara itu masyarakat internasional menyerukan dihentikannya pertempurang mengenai wilayah sengketa tersebut.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016