Washington (ANTARA News) - Para pembuat kebijakan Federal Reserve secara luas mencemaskan ancaman pertumbuhan global yang lebih lambat terhadap ekonomi AS, demikian risalah dari pertemuan 5-16 Maret 2016.
"Ketika mereka memutuskan menentang kenaikan suku bunga pada pertemuan itu, beberapa juga memperingatkan menentang kenaikan pada April, mengatakan itu akan mengisyaratkan rasa urgensi atas kondisi-kondisi moneter AS bahwa "mereka tidak berpikir tepat," kata risalah, pada Rabu.
Risalah menunjukkan sebagian besar dari 17 peserta dalam kajian kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) nyaman dengan laju pertumbuhan ekonomi AS, setuju hal itu akan terus berkembang pada tingkat yang moderat dalam jangka menengah dengan hanya kondisi-kondisi pengetatan moneter "bertahap".
Risalah mengatakan, "Peserta umumnya melihat perkembangan ekonomi dan keuangan global terus menimbulkan risiko-risiko terhadap prospek untuk kegiatan ekonomi dan pasar tenaga kerja di Amerika Serikat."
Beberapa menunjukkan gejolak pada awal tahun di pasar keuangan dunia dan berpendapat bahwa alasan yang mendasari untuk itu belum pergi menjauh.
Mereka juga khawatir tentang pelambatan investasi bisnis dalam negeri dan rencana belanja modal terbatas di sektor korporasi.
Panel FOMC, dipimpin oleh Ketua Fed Janet Yellen, secara umum lebih terpecah tentang apakah kenaikan lapangan pekerjaan baru-baru ini dan beberapa tanda-tanda inflasi lebih kuat cukup untuk meningkatkan suku bunga acuan federal fund The Fed.
Beberapa melihat negara itu mendekati kesempatan kerja penuh (full employment) dan pada risiko lonjakan dalam harga, sementara yang lain melihat tanda-tanda pelemahan berlanjut.
Yang paling disukai untuk tetap berhati-hati dan menunda kenaikan suku bunga, mencatat bahwa dengan suku bunga federal fund hampir di atas nol pada 0,25-0,50 persen, The Fed telah membatasi pilihan untuk membantu perekonomian jika melemah.
Banyak kelompok mencatat bahwa FOMC "terus memiliki sedikit ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter melalui cara konvensional jika kegiatan ekonomi atau inflasi berubah menjadi melemah secara material daripada yang diantisipasi," kata catatan.
Di sisi lain, mereka "bisa menaikkan suku bunga dengan cepat jika ekonomi tampak terlalu panas atau jika inflasi meningkat secara signifikan lebih cepat daripada yang diantisipasi."
Dari 10 anggota kelompok pemberi suara, sembilan mendukung mempertahankan kebijakan tidak berubah, sementara hanya satu, Esther George, berbeda pendapat, menyerukan kenaikan suku bunga ketika itu juga.
George berpendapat, menurut risalah, bahwa meskipun masalah-masalah di luar negeri dan volatilitas yang tidak biasa di pasar global, perekonomian AS telah ditutup di atas target-target FOMC sendiri untuk menaikkan suku bunga.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016