Yogyakarta (ANTARA News) - Tim Forensik RS Dr Sardjito hingga Jumat pagi masih belum bisa memastikan identitas lima jenazah korban kecelakaan pesawat Garuda GA-200, masing-masing empat jenazah warga negara asing (WNA) dan satu jenazah `misterius` karena masih akan diperiksa lagi bersama Tim Disaster Victim Identification (DVI) Australia. "Tim DVI Australia sudah berada di RS Dr Sardjito sejak pukul 08.30 WIB, dan saat ini masih dilakukan persiapan untuk proses identifikasi kelima jenazah tersebut," kata Ketua Tim Forensik RS Dr Sardsjito, dr IBG Surya Putra Pidada SpF, Jumat pagi. Meski identitas lima jenazah itu belum terungkap, namun Tim Forensik RS Dr Sardjito bisa memastikan empat jenazah adalah WNA dan satu jenazah diketahui berkelamin perempuan. "Apakah jenazah perempuan ini orang asing atau orang Indonesia, masih belum diketahui kerena kondisi jenazah lebih parah dari yang lain," kata Surya. Ia mengatakan, memang ada data masuk dari pihak Kedubes Australia mengenai lima warganya yang `masih dicari` yakni Henry Morgan Saxon Mellish, Mark Scott, Brice Steel, Allison Sudrajat dan Elizabeth O`Neill, tetapi pihak rumah sakit masih akan mencocokannya data post mortem (setelah meninggal) dan ante mortem (semasa hidup). Namun yang berkembang di media massa menyebutkan lima jenazah WNA itu adalah warga negara Australia yang terdiri empat jenazah diidentifikasi sebagai Henry Morgan Saxon Mellish, Mark Scott, Brice Steel dan Allison Sudrajat, sedangkan satu jenazah `misterius` berkelamin perempuan diduga sebagai Elizabeth O`Neill. "Yang pasti sampai Jumat pagi ini kami belum menerima data ante mortem yang dibawa Tim DVBI Australia," katanya. Sementara itu, Prof Dr Drg Sudibyo, salah satu anggota Tim Forensik RS Dr Sardjito, mengatakan pihaknya masih akan berdiskusi dengan Tim DVI Australia dan melakukan pencocokan data sebagai cek terakhir. "Tim Forensik RS Dr Sardjito sudah menyelesaikan data post mortem terhadap lima jenazah tersebut, tinggal lagi mencocokan dengan data ante mortem terutama rekam gigi yang dibawa Tim DVI Australia," katanya. Ia membantah berita yang menyatakan dirinya pernah menyebut lima jenazah itu adalah warga Australia. "Tim forensik masih akan mencocokkan data post mortem dan ante mortem terutama rekam gigi. Dengan demikian hingga Jumat pagi dari 21 jenazah korban kecelakaan Garuda baru 16 jenazah yang identitasnya sudah bisa dipastikan, sedangkan lima jenazah lagi masih akan dilakukan pencocokan data post mortem dan ante mortem dan pengecekan terakhir. "Usai sholat Jumat nanti kepastian identitas lima jenazah tersebut diharapkan dapat terungkap," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007