... berjalan sesuai harapan dan aparat keamanan sangat membantu suksesnya UN 2016 ini...

Wuasa, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Ujian Nasional (UN) 2016 di SMA Negeri Wuasa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso --satu-satunya SMU di dataran Napu yang menjadi lokasi Operasi Tinombala-- berjalan lancar, tertib, dan aman.

"Tidak ada hambatan masalah keamanan dan juga teknis dan administratif penyelenggaraan ujian. Semua berjalan sesuai harapan dan aparat keamanan sangat membantu suksesnya UN 2016 ini," kata Rostin Tohea, Kepala SMU Negeri Wuasa, yang ditemui di sela UN 2016, di Wuasa, sekitar 130 kilometer selatan Kota Palu, Rabu.

Dia mengatakan ada sekitar 3.000 personel gabungan TNI dan Kepolisian Indonesia selama Operasi Tinombala di dataran Lore/Napu. Para siswa dari luar Desa Wuasa, diminta untuk tinggal di ibu kota Kecamatan Lore Utara ini seminggu menjelang UN 2016 agar lebih kosentrasi mengikuti ujian.

Ia menyebutkan ada sekitar 40 persen peserta UN di SMA Negeri Wuasa ini datang dari berbagai desa di dataran Lore yang harus menempuh perjalanan antara setengah sampai satu jam dengan sepeda motor dari tempat tinggalnya.

Pada hari-hari sebelum ujian, kata Rostin, siswa-siswi tersebut setiap hari berangkat ke sekolah dari rumahnya masing-masing pada sekitar pukul 06.30 WITA dan tiba di sekolah sejam kemudian.

"Karena sedang ada Operasi Tinombala ini, maka kami berkoordinasi dengan para orangtua, meminta agar semua siswa peserta UN menumpang dulu di rumah-rumah keluarga di Wuasa sehingga tidak perlu bolak-balik dari rumah ke sekolah tiap hari," ujar Rostin dan mengemukakan bahwa hal itu disambut baik oleh para orang tua.

Selama tiga hari UN di sekolah ini, kata Rostin, hanya satu siswi 139 peserta yang tidak bisa mengikuti ujian karena lokasi desanya yang cukup jauh yakni Desa Betue, Kecamatan Lore Peore, namun sudah diusulkan untuk mengikuti ujian susulan dua pekan ke depan.

Sedangkan Nyoman Santi Diantara, seorang peserta UN 2016 dari Desa Siliwanga, Kecamatan Lore Peore, mengatakan bahwa dengan keberadaan banyak aparat keamanan di dataran Napu ini, ia merasa lebih aman untuk mengikuti pendidikan, khususnya ujian nasional meski harus bolak-balik tiap hari dari kampungnya yang ditempuh dalam tempo satu jam ke sekolah.

"Tapi supaya lebih kosentrasi mengikuti UN, saya memilih untuk menumpang di rumah teman, di Wuasa sejak sepekan sebelum UN berlangsung," ujar Wayan yang mengaku akan meneruskan kuliahnya di Denpasar, Bali dengan mengambil jurusan kepariwisataan itu.

Sementara itu pengawas ujian nasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Poso, Nurhadi, mengatakan, di dataran Napu ada dua sekolah penelenggara UN yakni SMA Negeri Wuasa dan SMK Negeri Maholo, Kecamatan Lore Timur.

"Semua kegiatan ujian berjalan aman. Koordinasi kami dengan aparat keamanan berjalan sangat baik. Tim Operasi Tinombala memberikan dukungan pengamanan yang sangat maksimal dalam ujian ini. Pengamanan kedua sekolah ini sangat bagus dengan sistim pengamanan tertutup," ujar Nurhadi.

Sementara itu Otoritas Operasi Tinombala membenarkan, mereka sedang intensif memburu kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur, pimpinan Santoso, yang diperkirakan masih memiliki pengikut 29 orang yang saat ini semakin terdesak ke Dataran Napu, Kabupaten Poso.

Kelompok itu juga dikhabarkan mulai kelaparan dan kehabisan logistik makanan dan persenjataan serta mulai terpecah karena berseberangan pendapat, sehingga diharapkan mereka bisa segera diringkus.

Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016