"Kacang mete ini telah dipasarkan di dunia, di antaranya Amerika Serikat, Hongkong, Singapura, Jepang, New Zealand, Australia, dan Chile," ujar Pendiri dan sekaligus CEO EBC Aaron Fishman di @america, Jakarta, Selasa malam.
Ia menjelaskan semua kacang mete yang dipasarkan UKM-nya tersebut dihasilkan oleh petani dalam negeri, dan kebanyakan didatangkan dari Indonesia bagian Timur, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
"Setiap bulan kami mengolah 60 ton kacang mete, dan pada akhir tahun ditargetkan menjadi 100 ton per bulan," katanya menambahkan.
Dengan adanya minat sejumlah negara terhadap produk olahan berbahan dasar kacang mete lokal ini, Aaron berharap kelak dunia mengenal Indonesia sebagai penghasil kacang mete berkualitas baik dengan rasa yang enak.
East Bali Cashew (EBC), salah satu usaha kecil menengah (UKM) Indonesia yang mengolah kacang mete, mendapat pengharagaan "2015 US Secretary of States Award for Corporate Excellence" dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS).
Penghargaan yang telah diberikan sejak 1999 itu, menominasikan perusahaan-perusahaan dengan kepemimpinan bisnis yang bertanggungjawab, misalnya memberikan kontribusi tinggi kepada pertumbuhan dan pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan di wilayah operasinya.
Terkait dengan pemberian penghargaan ini, Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O Blake Jr mengatakan EBC dari Indonesia ini merupakan ukm yang masuk dalam kriteria tersebut.
Perusahaan kecil yang kini memiliki 350 orang pekerja tersebut, telah menyejahterakan warga sekitarnya, serta mendatangkan investasi bagi masyarakat yang kebanyakan berprofesi sebagai petani kacang mete.
East Bali Cashew (EBC) merupakan sebuah UKM yang mengolah kacang mete lokal menjadi produk yang bebas dari kandungan gluten serta vegan dan dengan nol kolesterol.
Pewarta: Agita Tarigan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016