Kita ini di era persaingan, era kompetisi yang lambat pasti ditinggal. Kita sudah masuk ke era kompetisi di MEA, ini baru ASEAN, belum lagi blok lain, Blok Tiongkok, Blok Amerika, Blok Eropa, itu harus kita benahi,"

Pulau Morotai (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai modal utama dalam berkompetisi di era persaingan.

"Kita ini di era persaingan, era kompetisi yang lambat pasti ditinggal. Kita sudah masuk ke era kompetisi di MEA, ini baru ASEAN, belum lagi blok lain, Blok Tiongkok, Blok Amerika, Blok Eropa, itu harus kita benahi," kata Presiden Jokowi Kabupaten Pulau Morotai, Provinis Maluku Utara, Selasa petang.

Presiden menyampaikan hal itu ketika memberikan sambutan pada peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat di Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan.

Pada kesempatan yang sama, Presiden juga mengatakan bahwa setiap wilayah harus memiliki pelabuhan.

Sebab dengan infrastruktur inilah suatu daerah dapat berkembang.

Tahun ini kata dia, telah siap diresmikan 35 pelabuhan termasuk pengembangan pelabuhan, satu pelabuhan telah diresmikan Presiden pada Selasa (5/4) yakni Pelabuhan Wasior dan pada Rabu (6/4) besok lima pelabuhan akan diresmikan Presiden.

"Inilah konektivitas. Inilah yang akan mempersatukan kita," ujarnya.

Untuk mendukung percepatan pembangunan, Presiden memerintahkan untuk mempersiapkan regulasi, aturan-aturan yang cepat, infrastruktur dan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas untuk menghadapi persaingan dan kompetisi.

Presiden sekaligus berpesan kepada masyarakat setempat untuk senantiasa memelihara infrastruktur yang telah dibangun pemerintah.

"Kita ini masalah pemeliharaan perawatan, paling tidak bisa. Membangun pintar, merawat tidak bisa," katanya.

Dalam beberapa kesempatan, Presiden menggarisbawahi perbedaan yang besar antara ada listrik dengan tidak ada listrik.

Dengan listrik tak hanya penerangan, tapi juga pendidikan, kesehatan, ekonomi bahkan pertahanan dapat dikelola dengan baik.

Terlebih lagi di wilayah-wilayah kepulauan memang kapasitas listrik akan tersebar dan kecil kecil, tapi maknanya amat besar.

Sementara itu, dalam laporannya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, infrastruktur yang diresmikan hari ini adalah bagian dari proyek-proyek infrastruktur energi yang telah dibangun ditahun 2015, yang total kapasitasnya mencapai 10,7 MW di 174 lokasi.

Pada 2016, Kementerian ESDM membangun lagi PLT energi terbarukan di 131 lokasi dengan kapasitas mencapai 31 MW.

"Ini memang adalah jumlah yang tidak besar, namun manfaatnya bagi masyarakat di daerah pulau terluar dan terisolasi adalah sangat besar," kata Menteri ESDM.

Pemerintah telah berkomitmen dan sedang merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35 ribu Megawatt (MW) dengan 25 persen dari target tersebut, atau sekitar 8.800 MW, diupayakan dari energi terbarukan.

"Energi terbarukan akan menjadi solusinya. Pendanaan program ini selama 5 tahun ke depan, akan berasal tidak hanya dari APBN namun juga dari BUMN seperti PLN, Pertamina dan LEN, serta pihak swasta dalam negeri," ungkap Menteri ESDM.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016