Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia menghargai ungkapan solidaritas yang disampaikan pemimpin negara sejumlah negara sahabat terkait musibah gempa bumi di Sumatera Barat (Sumbar) dan musibah kecelakaan pesawat Garuda di Yogyakarta. Pernyataan itu disampaikan oleh Jurubicara Departemen Luar Negeri RI (Deplu-RI) Kristiarto Legowo di Jakarta, Kamis. Menurut Jubir Deplu-RI, pada Kamis (8/3) Pemerintah RI telah menerima ucapan simpati dan belasungkawa dari beberapa pemerintah asing sehubungan dengan terjadinya musibah gempa bumi di Sumatera Barat pada Selasa, (6/3) dan musibah kecelakaan pesawat Garuda GA-200 pada Rabu (7/3) di Yogyakarta. Ucapan simpati telah diterima dari pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Menteri Luar Negeri AS Condoleeza Rice, Presiden Rusia, Presiden Republik Kroasia, PM Thailand, Presiden Afrika Selatan dan Pemerintah Suriname. Dalam kaitan itu, lanjut dia, Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda dan Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer juga telah saling menyampaikan ucapan simpati dan belasungkawa sehubungan dengan adanya korban jiwa dari Australia dan Indonesia dalam kecelakaan pesawat Garuda tersebut. Sementara itu kemarin, Downer menyatakan bahwa ada sekitar 10 orang warga negara Australia yang berada dalam pesawat naas yang meledak sekitar pukul 07.08 WIB setelah gagal mendarat. Hingga Kamis, pukul 17.00 WIB berhasil teridentifikasi sebanyak 16 dari 21 penumpang korban meninggal dalam pesawat Garuda GA 200 di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Dengan teridentifikasinya 16 jenazah berarti masih lima jenazah lagi yang belum diidentifikasi. Namun dari lima jenazah itu, empat jenazah dipastikan warga negara asing (WNA) atau ras Eropa yang belum diketahui identitas dan asal negaranya. Tim Forensik akan mencocokkan data empat jenazah WNA tersebut dengan data korban yang masuk ke RS Dr Sardjito, yakni Mark Scott, Henry Morgan Saxon Mellish, Brice Steele dan Allison Sudrajat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007