Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 34 titik panas di delapan kabupaten dan kota di Provinsi Riau, Selasa pagi, yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan.
Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin di Pekanbaru mengatakan berdasarkan pencitraan satelit melalui modis Terra dan Aqua, Kabupaten Bengkalis terpantau sebagai wilayah dengan jumlah titik panas terbanyak yakni 20 titik.
"Dari 34 titik panas di Riau, 20 di antaranya terpantau di Bengkalis. Selanjutnya lima titik di Meranti, tiga titik di Pelalawan, dua titik di Siak, dan satu titik masing-masing di Dumai, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hilir," jelasnya.
Ia menuturkan, dari 34 titik panas yang terpantau, 24 di antaranya dipastikan sebagai titik api atau mengindikasikan kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
Sebanyak 24 titik api yang dideteksi masing-masing berada di Bengkalis dengan 17 titik, Meranti dua titik, Pelalawan tiga titik dan Kuantan Singingi serta Siak masing-masing satu titik.
Sementara itu BMKG menyatakan sejumlah wilayah Riau bagian pesisir sempat diguyur hujan sepanjang 24 jam terakhir seperti di Meranti, Indragiri Hilir dan Indragiri Hulu. Hasilnya titik api di wilayah itu terpantau turun drastis.
Sementara itu, sejumlah wilayah pesisir lainnya seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, dan Siak terpantau belum ada hujan sehingga potensi terjadinya dan penyebaran titik api cukup besar.
Selain itu, kondisi geografis di wilayah tersebut yang berbatasan dengan laut juga akan mempersulit upaya pemadaman karena tiupan angin yang cukup kuat.
Satgas Udara Kebakaran Lahan dan Hutan Riau saat ini menyediakan dua unit helikopter jenis MI-8 guna menanggulangi kebakaran lahan dengan melakukan pengeboman air di wilayah tersebut.
Kepala BPBD Riau Edwar Sanget mengatakan helikopter yang diterbangkan langsung oleh pilot asal Rusia itu akan berada di Riau hingga Juni 2016.
Ia berharap sinergitas yang baik setiap bidang yang tergabung dalam Satgas dapat mencegah terulangnya kebakaran yang terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Pewarta: Fazar Muhardi dan Anggi Romadhoni
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016