Kedatangan delegasi Bangladesh Bank itu dipimpin Abdus Sattar didamping enam anggotanya yang diterima Wakil Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin di ruang rapat Wali Kota Banda Aceh di Balai Kota, Banda Aceh, Senin.
Sedangkan jajaran pemerintah kota yang hadir adalah Asisten Administrasi Umum M Nurdin, Kepala Bappeda Kota Banda Aceh Iskandar, Kepala Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh Mairul Hazami, dan Kepala Bagian Ekonomi Setdako Banda Aceh Arie Maula Kafka.
Pimpinan Delegasi Bangladesh Bank Abdus Sattar mengungkapkan maksud kedatangan mereka untuk saling berbagi pengetahuan tentang isu perbankan syariah di Banda Aceh dan Aceh secara keseluruhan pascatsunami.
"Kami ingin berbagi dan mempelajari sistem perbankan syariah yang mulai menggeliat di Banda Aceh. Kami juga ingin berdiskusi mengenai perkembangan pembangunan sumber daya manusia, dan infrastruktur Aceh pascatsunami," kata dia.
Wakil Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin menjelaskan bahwa Aceh memiliki otonomi khusus menerapkan syariat Islam. Penerapan syariat Islam ini sudah berlangsung lebih dari satu dekade.
"Syariat Islam bermanfaat bagi semua manusia dan tidak ada istilah diskriminasi dalam Islam. Syariat Islam juga terbukti mampu memberikan kedamaian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Zainal Arifin.
Terkait dengan sistem perbankan, Wakil Wali Kota itu menegaskan, perbankan konvensional di Banda Aceh sudah mulai menerapkan sistem bank Syariah. Namun begitu, penerapan sistem perbankan syariah belum berjalan maksimal.
Pada pertemuan itu, Zainal Arifin menawarkan Bangladesh Bank untuk berinvestasi di Banda Aceh, mengingat banyak potensi sumber daya alam bisa digarap dengan berinvestasi di ibu kota Provinsi Aceh tersebut.
"Sebagai daerah maritim, Aceh memiliki potensi besar di bidang perikanan. Ikan tuna di daerah ini memiliki kualitas dunia dan sudah diekspor ke Jepang dan Amerika Serikat. Kalau tertarik, mungkin pihak Bangladesh bisa berinvestasi," kata Zainal Arifin lagi.
Pewarta: M Haris SA
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016