Sidoarjo (ANTARA News) - Warga Perum Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) I yang jadi korban luapan lumpur Lapindo, Kamis kecewa, setelah mengetahui pintu pagar Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo Jatim digembok, sehingga mereka tak bisa masuk ke pendopo. Padahal, sehari sebelumnya, mereka menduduki pendopo, bahkan sempat melihat siaran langsung ketika teman-temannya berjuang di Jakarta menyaksikan dengar pendapat komisi VII DPR RI dengan Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur Panas (PSLP), kemarin. Karena pintu pagar digembok, mereka bergerombol di Paseban Alun Alun --depan pendopo--. Selanjutnya, mereka beramai-ramai konvoi keliling Kota Sidoarjo. Dari Paseban, menuju selatan Jalan A.Yani, Ganjah Mada, Majapahit, Pasar Larangan, Diponegoro. Namun, saat akan belok ke Jalan Pahlawan, dihadang puluhan petugas. Kemudian, konvoi diluruskan ke Jalan Teuku Umar dan Jalan Sultan Agung, dan berakhir kembali di Paseban Alun-Alun, kemudian sejumlah perwakilan warga sempat berorasi di depan DPRD Sidoarjo dan pendopo. Selama melakukan aksi konvoi damai itu, arus lalu lintas yang dilintasi sempat merambat. Hingga Kamis petang, warga Perum TAS I masih senang menduduki Paseban yang letaknya berhadap-hadapan dengan Pendopo Delta Wibawa, meskipun pintu pagar pendopo masih tetap digembok dan dijaga petugas. Mereka akan tetap menduduki Paseban Alun-Alun, dengan harapan tuntutannya dipenuhi. Tuntan warga yakni tidak mau relokasi, dan tetap meminta ganti rugi kontan (cash and carry) atas tanah dan rumahnya yang ditenggelamkan lumpur Lapindo.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007