Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Tentara Malaysia (ATM) sepakat untuk menyelesaikan persoalan perbatasan RI-Malaysia, termasuk di Ambalat diselesaikan di meja perundingan. "Dudukan masalah perbatasan khususnya di Ambalat, secara proposional melalui perundingan atau jalur diplomasi," kata Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Kamis, terkait pertemuannya dengan Panglima Angkatan Tentara Malaysia (ATM) Jenderal Tan Sri Dato` Seri Hj Abdul Azis Bin Hj Zaenal. Meski tidak dibicarakan dalam pertemuan itu, namun secara terpisah kedua petinggi militer itu menyatakan, jalur diplomasi merupakan jalan terbaik untuk menyelesaikan berbagai persoalan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. "Apa yang tejadi di Ambalat beberapa waktu silam, sudah dapat ditangai dan diselesaikan dengan baik oleh jajaran TNI AL. Jadi, tak ada lagi persoalan yang harus dipermasalahkan apalagi sampai ada perintah tembak di tempat," kata Djoko. Hal senada diungkapkan Panglima Angkatan Tentara Malaysia (ATM) Jenderal Tan Sri Dato` Seri Hj Abdul Azis Bin Hj Zaenal, yang menyatakan, hubungan kedua negara termasuk angkatan bersenjata RI-Malaysia selama ini telah berjalan sangat baik. "Perundingan atau jalur diplomasi merupakan jalan terbaik untuk menyelesaikan berbagai persoalan perbatasan yang ada antara RI-Malaysia," kata Zaenal. Bagaimana pun, tambah dia, Indonesia dan Malaysia khususnya angkatan bersenjata kedua negara telah memiliki hubungan bilateral yang baik hingga tidak semestinya hubungan baik itu rusak oleh karena persoalan perbatasan yang terlalu dibesar-besarkan. Ia menambahkan, berbagai persoalan perbatasan yang muncul antara RI-Malaysia akan dibahas kembali secara intensif baik antara pemerintah kedua negara maupun angkatan bersenjata kedua pihak. Pada akhir pekan silam, angkatan laut Malaysia diduga melakukan pelanggaran wilayah RI sejauh satu hingga dau mil dari garis batas. Pelanggaran pertama terjadi pada 24 Februari 2007 pukul 10.00 WITA, yakni kapal perang Malaysia jenis patroli KD Budiman-3909 melintas dengan kecepatan sepuluh knot memasuki wilayah NKRI sejauh satu mil laut. Pelanggaran kedua terjadi sore harinya pukul 15.00 WITA, kapal perang jenis patroli KD Sri Perlis-47 kembali melintas dengan kecepatan sepuluh knot memasuki wilayah NKRI sejauh dua mil laut. Sedangkan pada 25 Februari 2007, KD Sri Perlis-47 memasuki wilayah NKRI sejauh 3.000 yard, dan satu pesawat udara patroli maritim Malaysia jenis Beech Craft B 200 T Superking melintas memasuki wilayah NKRI sejauh 3.000 yard. Empat kapal perang TNI AL, masing-masing KRI Ki Hadjar Dewantara, KRI Keris, KRI Untung Suropati dan KRI Weling yang tergabung dalam operasi "Balat Sakti" hingga kini disiagakan di wilayah tersebut. Dalam pertemuan di Mabes TNI Cilangkap, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto dan Panglima Angkatan Tentara Malaysia (ATM) Jenderal Tan Sri Dato` Seri Hj Abdul Azis Bin Hj Zaenal, sepakat untuk meningkatkan kerja sama. Kerja sama itu, tidak saja didalam operasi militer untuk perang tetapi juga kerja sama dalam operasi militer selain perang seperti penanggulangan bencana alam seperti yang telah dilakukan selama ini oleh kedua angkatan bersenjata.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007