Surabaya (ANTARA News) - Mendikbud Anies Baswedan didampingi Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meninjau pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada hari pertama di SMA Hang Tuah 1 dan SMAN 8 Surabaya, Senin.
"Tahun 2016 tercatat sekolah yang menyelenggarakan UNBK meningkat hampir 900 persen atau total sekitar 4.400 sekolah. Tahun lalu UNBK hanya diselenggarakan oleh sekitar 500 sekolah saja dari total sekitar 79 ribu sekolah penyelenggara UN di Indonesia," katanya.
Ditemui di SMA 1 Hang Tuah Surabaya, ia mengatakan secara nasional siswa yang mengikuti UNBK juga mengalami peningkatan drastis. Sebanyak 170 ribu siswa pada tahun lalu dan tahun 2016 menjadi sekitar 921 siswa dengan rincian 156.171 siswa SMP/MTs, 267.230 siswa SMA/MA, dan 498.177 siswa SMK.
Untuk sekolah penyelenggara UNBK tahun 2016, tercatat 1.010 SMP/MTs, 1.297 SMA/MA, serta 2.103 SMK di seluruh Indonesia. Pelaksanaan UNBK di Indonesia sangat responsif dengan teknologi karena bisa berganti sistem secara cepat sebagai proses pembelajaran.
"Kami tidak mengejar pada pergantian sistem UNBK, namun peningkatan mutu pendidikan. Ke depannya kendala dari infrastruktur, komunikasi, listrik dan transportasi akan menjadi evaluasi dari Kemendikbud, terutama terkait sistem yang masih log out (keluar) sendiri, tetapi hingga saat ini pelaksanaan UN masih lancar," tuturnya.
Terkait anggaran pelaksanaan UNBK, ia menambahkan masuk dalam dana pemerintah kabupaten/kota. Penyelenggaraan UN dilakukan oleh pemerintah daerah sejak 2001 ketika pendidikan terdesentralisasikan dari pusat ke pemerintah kabupaten/kota pada jenjang SD,SMP dan SMA, kemudian pada 2016 ini tingkat SMA/SMK akan dipindah ke provinsi.
"Surabaya bisa menjadi contoh karena menjadi pemerintah kota yang bisa mengalokasikan sumber daya dengan baik, sehingga fasilitas infrastruktur seperti sarana prasarana dinilai baik. Jadi pelaksanaan UNBK ini bukan lagi alokasi dari Kemendikbud, namun alokasi pemerintah daerah," tuturnya.
Di sisi lain, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berpesan kepada peserta UNBK untuk menyiapkan diri dengan baik, konsentrasi belajar, dan berani jujur untuk raih prestasi terbaik dan berharap UNBK tahun ini bisa berjalan lancar, sehingga mendapatkan hasil yang terbaik.
"Ketika UN masih menggunakan kertas dinilai memang memiliki risiko bocor yang tinggi dan membutuhkan pengamanan ekstra dari Polres dan Polsek, namun kali ini pengamanannnya tidak spesifik karena di Surabaya telah 100 persen menggunakan UNBK," kata dia.
Penyelenggaraan UNBK di SMA Hangtuah 1 Surabaya diselenggarakan tiga sesi setiap harinya, dengan diikuti oleh 398 siswa menggunakan 160 komputer. Setiap sesi diikuti 140 siswa dan empat server utama.
Setelah itu, Mendikbud Anies Baswedan yang didampingi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengunjungi peserta Ujian Nasional (UN) inklusi pada hari pertama UN di SMAN 8 Surabaya.
Pewarta: Indra/Laily
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016