... siap melawan manuver pihak-pihak tertentu. PKB akan melawan segala bentuk penggiringan berita dan melawan ambisi orang-orang tertentu yang ingin merebut kementerian itu...
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Jazilul Fawaid, mengeluarkan sinyalemen ada pihak yang mengincar kursi menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi, dengan cara menyebar berita fitnah atau berita yang di luar fakta.

"PKB siap melawan manuver pihak-pihak tertentu. PKB akan melawan segala bentuk penggiringan berita dan melawan ambisi orang-orang tertentu yang ingin merebut kementerian itu," kata Fawaid, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin.


Pemerintah telah berketetapan menyalurkan dana Rp1miliar untuk setiap desa dan belakangan merebak rumor perombakan kabinet setelah beberapa bulan sebelumnya lawan-lawan KIH melunak dan beralih mendukung pemerintahan sekarang.

Dia melansir sikap Presiden Joko Widodo yang tidak ingin prerogatifnya soal menteri ini diganggu.

Dia mencontohkan pada 23 Maret 2016, ratusan orang dari Aliansi Forum Pendamping Dana Desa (AFPDS) Jawa Barat berdemonstrasi di Istana Negara, Jakarta.

Menurut dia, tidak sebagaimana biasanya, ketika itu Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, langsung menerima 17 perwakilan pendemo, dan kepada media terang-terangan menyerang kinerja Menteri Desa, Marwan Jafar.

Fawaid mengungkap, setelah diterima Anung, demonstran itu diterima anggota Fraksi PDI Perjuangan, Diah Pitaloka, dan Alex Lukman, di Senayan, Jakarta, meski waktu itu lagi reses. Anung sebelumnya adalah sekretaris jenderal DPP PDI Perjuangan dengan Megawati Soekarniputri sebagai ketua umum DPP PDI Perjuangan, yang mengusung Jokowi menuju kursi kepresidenan.

"PKB memantau semua manuver atau gerakan pihak-pihak yang ingin mendelegitimasi Kemendes di bawah Pak Marwan," katanya.

Dia juga menjelaskan, manuver dan penggiringan opini ini terjadi sejak 14 Maret lalu saat majalah dan sebuah koran nasional memberitakan peta perombakan kabinet.

Menurut dia, tanpa wawancara dan data akurat, media itu tiba-tiba menampilkan nama Mendes Marwan Jafar sebagai menteri yang layak diganti.

"Dari situ, pemberitaan soal Marwan Jafar di media itu terus negatif, hingga hari ini. Keliatan sekali ingin nekan dan ngatur-ngatur agar presiden terpengaruhi," katanya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016