Ruang penguatan rupiah diperkirakan masih tersedia didukung baik oleh faktor eksternal serta domestik
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat sebesar 30 poin menjadi Rp13.148 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.178 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah menguat sejalan dengan penguatan mayoritas kurs di kawasan Asia terhadap dolar AS. Ruang penguatan rupiah diperkirakan masih tersedia didukung baik oleh faktor eksternal serta domestik," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin.

Dari domestik, ia mengemukakan bahwa angka cadangan devisa yang sedianya akan diumumkan pada pekan ini diperirakan naik. Pada pertengahan April 2016 ini juga akan diumumkan data neraca perdagangan yang diproyeksikan membaik, beserta pengumuman tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).

"Dengan ekspektasi inflasi yang stabil, ruang pemangkasan BI rate di tahun ini masih cukup tersedia," katanya.

Ia menambahkan bahwa penguatan rupiah terhadap dolar AS juga sejalan dengan penurunan imbal hasil surat utang negara (SUN) di mana tenor 10 tahun sudah mencapai 7,5 persen. Menurunnya imbal hasil itu menandakan berkurangnya risiko di Indonesia.

Ia mengatakan bahwa data tenaga kerja Amerika Serikat pada Maret 2016 terlihat sedikit mengecewakan sehingga kembali menambah peluang bank sentral AS (Fed rate) belum akan menaikan suku bunganya pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di akhir April 2016.

Kendati demikian, lanjut dia, penguatan mata uang rupiah itu masih dibatasi oleh harga minyak dunia yang kembali terdepresiasi. Terpantau, Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Senin (4/4) pagi ini berada di level 36,41 dolar AS per barel, menurun 1,03 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 38,37 dolar AS per barel, melemah 0,78 persen.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016