Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Australia untuk Indonesia Bill Farmer mengatakan, lima warga Australia yang menjadi korban dalam terbakarnya pesawat Garuda GA-200 di Yogyakarta, Rabu (7/3) pagi, hingga kini belum diketahui nasibnya. "Lima warga Australia termasuk empat orang staf Kedutaan Besar Australia di Indonesia yang menjadi korban dalam kecelakaan itu, belum diketahui nasibnya," katanya di Jakarta, Kamis. Kelima warga Australia yang belum diketahui nasibnya itu adalah Allison Sudradjat (Minister Counsellor AusAID, Kedutaan Besar Australia), Brice Steel (Manager Australian Federal Police, Kedutaan Besar Australia), Mark Scott (Team Leader Regional Engagement Team, Kedutaan Besar Australia), Elizabeth O`Neill (Counsellor Public Affairs, Kedutaan Besar Australia) dan Morgan Mellish seorang Jurnalis Australian Financial Review. Untuk mengetahui keberadaan dan kondisi dari kelima warga Australia itu, tim dari Pemerintah Australia saat ini berada di Yogyakarta untuk melanjutkan pencarian bagi para korban yang selamat dan memberikan bantuan kepada yang terluka. Sementara itu, tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Kepolisian Federal Australia juga membantu dalam proses pengidentifikasian. "Kami tahu dari pengalaman sebelumnya bahwa ini adalah sebuah proses yang panjang dan mendebarkan bagi keluarga. Tetapi hal ini sangat penting agar dapat diketahui secara pasti identifikasi para korban," kata Farmer, seperti tercantum pada laman www.indonesia.embassy.gov.au. Menteri Luar Negeri Australia, Mr Alexander Downer, telah berbicara kepada semua staf Kedutaan Kamis (8/3) pagi, untuk menyampaikan rasa simpati yang mendalam bagi keluarga, teman dan rekan kerja yang hilang. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007