Yogyakarta (ANTARA News) - Meski sudah 100 rangkaian bola beton (chained ball) dimasukkan ke dalam lubang semburan lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur, namun debit lumpur tetap tidak berkurang sama sekali.
Hal tersebut diungkapkan anggota tim pakar Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur Lapindo Sidoarjo, Soffian Hadi pada seminar sehari "Memahami Semburan Lumpur Panas Lapindo" di Gedung II KPTU Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang diselenggarakan Media Center Lumpur Sidoarjo (Lusi), Kamis.
Padahal, menurut dia, setidaknya masih ada 270 rangkaian bola beton yang pembuatannya menelan dana sekitar Rp4 miliar akan dimasukkan untuk menutup semburan lumpur yang tergolong `mud vulcano`.
"Konsep menutup lubang semburan dengan bola beton itu tampaknya akan sia-sia, sebab dilihat dari tinggi tanggul yang kini telah mencapai 23 meter dan diameter lubang sekitar 50-100 meter dengan penambahan volume hingga 150 ribu meter kubik per hari, pekerjaan mengurangi atau menutup semburan akan sulit dilakukan," kata Soffian, lulusan Teknik Geologi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.
Menyinggung keberadaan Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur Lapindo Sidoarjo, ia mengatakan masa tugas tim yang berakhir hari ini masih menyisakan berbagai masalah yang belum tuntas.
"Bagaimana nasib dan kelanjutan tim ini hingga sekarang masih belum jelas," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007