Padang (ANTARA News) - Jumlah korban gempa khususnya meninggal dunia di Sumbar hingga kini masih simpang siur, karena masih banyak daerah kabupaten/kota belum melaporkan dengan pasti, sehingga data yang dikeluarkan posko bencana gempa di Aula Pemrov Sumbar terus berubah-ubah. Informasi terakhir dari posko gempa di Aula Pemprov Sumbar, Kamis pukul 13.00 WIB, menyebutkan jumlah korban meninggal dunia 72 orang, turun dari sebelumnya tercatat 85 orang (data dikeluarkan pukul 10.00 WIB). Menurut koordinator piket posko korban gempa bumi Sumbar, Zulfahmi, menurunnya jumlah korban meninggal itu karena diralat dari kabupaten/kota bersangkutan. Dia mencontohkan, misalnya korban gempa dilaporkan meninggal di Kota Bukitinggi, namun ternyata warga Kota Padang, namun kedua daerah itu tetap melaporkannya ke provinsi. "Kita terus meminta kepada kabupaten/kota setempat melaporkan datanya per nagari agar bisa direkapitulasi secara baik," katanya. Data terakhir tercatat korban meninggal 72 orang, yakni terdapat di Kabupaten Solok 16 orang, Tanah Datar (10 orang), Padang Pariaman (3 orang),Agam (14 orang), Kota Solok (6 orang), Payakumbuh (2 orang), Padang Panjang (10 orang), Bukitinggi (9 orang) dan Padang (2 orang). Sementara itu, bantuan yang diterima terus mengalir untuk korban gempa di antaranya, dari PT Incasy Raya sebesar Rp500 juta, Bakornas (Rp100 juta), Mensos (Rp500 juta), serta berasal dari sejumlah organisasi masyarakat dan perorangan. Selain itu, bantuan juga berasal dari Menkes RI yakni berupa uang tunai Rp100 juta untuk rehab fasilitas kesehatan yang rusak serta tenaga medis dan obat-obatan. "Bantuan dari luar negeri juga masuk, yakni dari Uni Emiran Arab, berupa alat transportasi menyalurkan bantuan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007