"Premium atau solar telah turun beberapa kali, sudah saatnya ongkos angkutan kota dan ojek pun ikut turun," kata salah seorang warga pengguna angkutan umum Esih (34) di Padang, Minggu.
Menurut warga kecamatan Kuranji tersebut penurunan premium semenjak Presiden Jokowi dilantik sudah dua kali ditambah sekarang total telah Rp850 lebih jumlah penurunannya.
Akan tetapi semenjak turun harga tersebut tarif angkutan kota seperti Pasar Raya-Belimbing belum mengalami penurunan.
"Saat itu lima ribu rupiah saat ini pun masih berjumlah sama meski ada beberapa sopir yang menurunkan hingga lima ratus rupiah dan seribu rupiah," katanya.
Seharusnya kata dia ongkos angkutan tersebut merata turun.
Untuk itu dia berharap kepada pemerintah untuk mengupayakan penurunan ongkos angkutan tersebut, ucapnya.
Warga pengguna angkot lain Reika (19) juga berharap ongkos angkot ikut turun. Sebagai contoh angkot jurusan Gadut ke Pasar Raya yang sejak kenaikan dan penurunan bahan bakar tidak berubah yakni Rp4.500.
Padahal katanya, dari armada yang berjalan terdapat mobil yang berbahan solar, seperti Panther. Seharusnya kata dia dengan subsidi solar yang masih ada tarifnya pun ikut turun.
Bila tarif angkot tidak turun kata dia, penurunan BBM oleh pemerintah lalu itu tidak mengurangi beban apapun bagi masyarakat.
Senada dengan itu warga lain pengguna ojek Adnin Ahmadi (19) menilai naik turunnya BBM seharusnya berdampak pada penurunan tarif tersebut. Namun pada kenyataannya justru naik terlalu tinggi.
Sebagai contoh kata dia, tarif ojek Banda Buek-Pasar Baru yang biasa Rp5.000 meningkat tajam hingga Rp8.000 bahkan ada yang Rp10.000 dengan tambahan jarak dua kilometer dari Pasar Baru.
Menurutnya hal ini tidak ideal dengan fluktuasi harga premium tersebut.
Untuk itu dia berharap pemerintah dapat menyikapi hal tersebut dengan baik.
Sementara itu sebelumnya Pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar subsidi sebesar Rp500 per liter mulai 1 April 2016 pukul 00.00 WIB.
"Kami putuskan harga premium turun dari Rp6.950 menjadi Rp6.450 per liter atau turun Rp500 per liter. Solar juga turun Rp500 dari Rp5.650 menjadi Rp5.150 per liter. Sedang, minyak tanah tetap," kata Menteri ESDM Sudirman Said.
Pewarta: MR Denya Utama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016