Kairo (ANTARA News) - Turki kembali mengalami pekan berdarah, saat puluhan orang tewas dan cedera dalam serangan di tengah bentrokan sengit antara pasukan pemerintah dan kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdi (PKK).
Satu bom mobil diledakkan oleh di Provinsi Diyarbakir di Turki Tenggara, menewaskan tak kurang dari tujuh polisi, dan melukai puluhan warga sipil dan polisi lagi.
Dalam serangkaian serangan pada hari yang sama, PKK melancarkan serangan terhadap satu pos militer di Provinsi Van, Turki Timur, dan menewaskan satu prajurit.
Dua prajurit dan seorang pengawas pengungsi Suriah tewas dalam serangan terpisah yang dilancarkan oleh anggota PKK di Provinsi Mardin di Turki Tenggara pada Jumat (1/4).
"Serangan ini takkan mengganggu tekad kami untuk memerangi teror," demikian ikrar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, sebagaimana dikutip Xinhua, Ahad pagi. Ia merujuk kepada serangan mematikan oleh PKK, yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Gencatan senjata dua-tahun antara Pemerintah Turki dan PKK, yang mulanya berusaha mendirikan negara Kurdi merdeka dan kini menuntut otonomi serta hak yang lebih besar, ambruk pada Juli tahun lalu.
Lebih dari 300 anggota pasukan keamanan Turki dan ribuan anggota PKK telah menemui ajal dalam bentrokan yang terjadi sejak Juli tahun lalu.
Pasukan keamanan Turki telah melancarkan operasi besar terhadap kelompok itu terutama di bagian tenggara negeri tersebut, yang kebanyakan warganya adalah orang Kurdi. Pemerintah telah mengumumkan larangan orang keluar rumah di beberapa kabupaten di Provinsi Diyarbaki.
Turki telah terjerumus ke dalam kerusuhan terburuk dalam beberapa dasawarsa setelah amrbuknya gencatan senjata pada musim panas lalu, terutama setelah serangan pada tahun ini di Ibu Kotanya, Ankara, yang diklaim oleh gerilyawan Kurdi dan menewaskan puluhan orang.
Saat bentrokan antara pemerintah dan PKK meningkat, negeri itu juga menghadapi peningkatan ancaman teror dari IS, yang telah melancarkan beberapa serangan bom bunuh diri di berbagai kota besar Turki belum lama ini.
Dalam beberapa kasus, IS dengan sengaja membidik orang asing, dan menewaskan warga negara Jerman, Israel serta Iran dalam dua serangan bom bunuh diri di Kota Wisata Istanbul tahun ini.
Situasi keamanan yang memburuk di Turki telah menjadi pukulan bagi sektor pariwisata, sumber penting penghasilan negeri tersebut.
Jumlah wisatawan yang mengunjungi Turki turun sampai 10 persen pada Februari dibandingkan dengan jumlahnya tahun lalu, demikian data statistik yang disiarkan oleh Kementerian Pariwisata pada Selasa (29/3).
(C003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016