Diduga percikan api tersebut menyambar benda yang mudah terbakar di sekeliling bangunan ruko itu."
Medan (ANTARA News) - Hubungan arus pendek listrik (konsleting) kipas angin menjadi penyebab kebakaran di rumah dan toko (ruko) berlantai dua di Jalan Bandar Baru II, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Medan Timur, Medan, Sumatera Utara, yang menewaskan bayi pada Kamis (31/3).
"Kebetulan korban bayi bernama Hwa Cai berusia satu tahun yang tewas itu sedang berada di lantai dua," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Kota (Kanit Reskrim Polsekta) Medan Timur, Iptu Ucox P. Nugraha Rambe, kepada wartawan, Jumat.
Sumber api dari pemeriksaan awal, menurut dia, diduga berasal dari percikan api kipas angin yang ada di lantai dua.
"Diduga percikan api tersebut menyambar benda yang mudah terbakar di sekeliling bangunan ruko itu," ujar Iptu Ucox.
Ia menjelaskan, bayi yang meninggal dunia akibat kehabisan oksigen, dan sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan.
Dugaan awal, dikemukakannya, kematian bayi Hwa Cai karena kepulan asap tebal di lantai dua yang mengakibatkan pemanasan suhu ruangan, sehingga tubuh korban terlihat seperti terbakar api.
Ucox menyebutkan, untuk proses penyelidikan lebih lanjut, maka kepolisian akan memeriksa sejumlah anggota keluarga korban yang dianggap mengetahui kejadian itu.
Namun, dikatakannya, untuk saat ini pihaknya belum berani melakukan pemeriksaan karena kondisi keluarga korban masih berduka.
"Data di lapangan dan penyebab terjadinya kebakaran ruko itu sudah diketahui pada tahap awal pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP)," katanya menambahkan.
Polisi mencatat kasus kebakaran yang menewaskan seorang bayi bernama Hwa Cai terjadi Kamis pagi di lantai dua, dan saat itu sang kakek dan nenek, serta pengasuhnya tengah berada di lantai satu ruko.
Sang nenek diduga sempat berupaya menyelamatkan cucunya yang sedang tidur, sehingga ia juga mengalami luka bakar di bagian tangan.
Korban Hwa Cai yang mengalami luka bakar cukup parah itu sempat dilarikan ke RSUD dr Pirngadi Medan.
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016