Firma Hukum Kreindler & Kreindler Telah Menangani Sejumlah Kasus Yang Melibatkan Kebakaran Pesawat Terbang Fatal Pasca Kecelakaan NEW YORK. 8 Maret (ANTARA/PRNewswire-AsiaNet) -- Kemiripan antara ledakan fatal pasca kecelakaan pesawat Boeing 737-400 di Indonesia hari ini dan sejumlah bencana lainnya merupakan pengingat yang mengejutkan dari apa yang belum pernah dilakukan untuk membuat penerbangan lebih aman, menurut para pengacara di Kreindler & Kreindler, firma hukum penerbangan berbasis di New York yang telah menangani sejumlah kasus yang melibatkan kebakaran pesawat terbang fatal pasca kecelakaan. Sementara terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab khusus dari pendaratan gagal pesawat penumpang Garuda Airlines awal pagi ini di Yogyakarta, Indonesia, laporan berita mengindikasikan bahwa kematian tersebut kemungkinan disebabkan oleh ledakan tangki bahan bakar dan api. "Salah satu kesimpulan utama pakar keselamatan udara setelah ledakan dalam penerbangan pesawat TWA 800 adalah tangki bahan bakar perlu dibuat tahan terhadap ledakan," kata Jim Kreindler, mitra Kreindler & Kreindler. "Api seringkali muncul ketika pesawat jatuh, sehingga produsen pesawat terbang dan maskapai penerbangan harus melakukan yang terbaik untuk memastikan penumpang selamat dari kecelakaan, mereka dapat meloloskan diri dari pesawat terbang sebelum api menewaskan mereka. Sayangnya, mereka seringkali gagal melakukannya." Para penumpang di Yogyakarta tampaknya selamat dari kecelakaan, tapi banyak di antara mereka yang tidak dapat meloloskan diri dari api. Dalam sepuluh tahun terakhir, telah terjadi setidaknya 40 kecelakaan pesawat terbang yang bisa diselamatkan di mana para pelancong meninggal akibat api atau asap. (Hubungi Kreindler & Kreindler untuk data rinci). Kreindler & Kreindler mewakili para keluarga orang yang selamat atau korban dalam beberapa musibah ini. Kecelakaan Comair di Lexington, Kentucky, pada bulan Agustus 2006, misalnya, menyebabkan api yang bergerak sangat cepat yang memusnahkan seluruhnya kabin penumpang dalam hitungan menit. Dan, kecelakaan di landasan terbang di Quincy, Illinois pada tahun 1997 menewaskan 14 orang dalam dua pesawat terbang. Para penumpang pesawat tidak mampu meloloskan diri dari api yang muncul ketika dua pesawat tersebut bertabrakan. Kebakaran pasca kecelakaan hampir selalu disebabkan oleh penyalaan uap bahan bakar dalam tangki bahan bakar yang utuh atau terbakarnya bahan bakar yang tumpah. Teknologi hadir untuk mencegah ledakan pada tangki bahan bakar yang tidak pecah pada waktu kecelakaan, tapi pemerintah (pembuat undang-undang) dan industri penerbangan menolak memasang sistem keselamatan ini. Bahan-bahan tempat duduk dan kabin juga merupakan sumber perhatian karena juga mengobarkan api dan kadangkala mengeluarkan gas beracun. "Faktor paling krusial untuk dapat bertahan hidup adalah seberapa cepat orang bisa meloloskan diri dari pesawat terbang," kata Justin Green, pilot sekaligus mitra Kreindler & Kreindler. "Dalam kecelakaan Garuda, sementara sejumlah penumpang lari menjauhi pesawat terbang itu, yang lain tidak melakukannya. Harus dipahami faktor-faktor apa yang menghambat usaha mereka dalam meloloskan diri." Tentang Kreindler & Kreindler LLP Didirikan pada tahun 1950, Kreindler & Kreindler LLP (www.kreindler.com), dengan sejumlah kantor di New York, Los Angeles dan Boston, secara nasional dikenal sebagai yang pertama dan merupakan firma hukum penerbangan paling unggul di negaranya. Firma ini telah memimpin jaksa penuntut pada ratusan kasus penerbangan, mencakup proses hukum yang muncul dari serangan teroris tanggal 11 September, pemboman penerbangan Pan Am 103 di Lockerbie, Skotlandia; jatuhnya penerbangan 007 milik Korean Airlines, dan banyak kasus kecelakaan swasta, komersial dan militer. Peringkatnya meliputi pilot pesawat terbang dan helicopter, insinyur dan para pakar teknik lainnya. SUMBER: Kreindler & Kreindler LLP KONTAK: Jay Winuk dari Winuk Communications,+1-845-277-1160.Ponsel: +1-914-523-3277, jay@winukpr.com; atau Jeff McCord, +1-540-364-4769, Cell: +1-540-272-6181, jmccord@crosslink.net Situs Web: www.kreindler.com

Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2007