Apalagi Dubes di Jepang, adiknya Yusril, pakai nasehat begini ini bahaya. Saya sudah bilang ke orang-orang, bilangin ke Menlu. Dan jangan bawa-bawa agama! Itu pengecut dan menghina Tuhan."

Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah masyarakat yang mengatasnamakan diri Relawan Basuki T. Purnama Mania (Relawan Batman) melaporkan Dubes Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra ke Bareskrim Polri, Jakarta pada Jumat, atas beberapa cuitan Yusron dalam akun Twitternya yang bernada SARA terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama.

Laporan tersebut teregister dengan nomor LP/347/IV/2016/Bareskrim tertanggal 1 April 2016. Yusron dilaporkan atas dugaan tindak pidana penebaran kebencian terhadap etnis tertentu berdasarkan Pasal 154 KUHP jo Pasal 5 dan 28 Ayat 1 UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Teknologi dan Informatika, jo Pasal 4 UU Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

"Kami menyesalkan Yusron yang merupakan seorang Dubes seharusnya bisa bersikap lebih arif, tidak perlu mengeluarkan cuitan seperti itu di Twitter mengingat posisinya sebagai Dubes," kata kuasa hukum Batman, Reinhard Parapat.

Dalam kesempatan tersebut, Reinhard juga melampirkan beberapa bukti tangkapan layar dari akun Twitter Yusron.

"Kami adukan tiga Twit-nya, yakni kicauan pada tanggal 28 Maret 2016. Dia (Yusron) men-Twit menggunakan kata Cina. Padahal jelas-jelas sudah dilarang oleh pemerintah menggunakan kata Cina, tapi harusnya menggunakan Tionghoa. Dengan menggunakan kata Cina, itu sudah mendiskreditkan kelompok etnis tertentu," katanya.

Sebelumnya Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra mengunggah komentar bernada SARA terkait gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama atau Ahok melalui akun Twitter-nya, @YusronIhza_Mhd.

Dalam akun Twitternya, Yusron berkicau soal kepemimpinan Ahok yang dinilainya arogan dan bisa membahayakan masyarakat kecil yang beretnis sama dengan Ahok.

Kicauan Yusron diduga untuk membela kakaknya Yusril Ihza Mahendra yang akan bertarung dalam Pilgub DKI Jakarta 2017.

Menanggapi hal itu, Ahok pun berharap agar para calon gubernur tidak menggunakan isu SARA di media sosial untuk menjatuhkan lawan politiknya.

"Apalagi Dubes di Jepang, adiknya Yusril, pakai nasehat begini ini bahaya. Saya sudah bilang ke orang-orang, bilangin ke Menlu. Dan jangan bawa-bawa agama! Itu pengecut dan menghina Tuhan," kata Ahok.

Dia mengatakan agar para calon Gubernur DKI Jakarta, jika ingin bersaing dengan dirinya harus berbicara tentang program, bukan dengan cara menyebar fitnah.

"Kalau orang yang bijak itu memperbagus dirinya dong, mutunya dong, bukan menjelek-jelekan orang," katanya.

Ia juga setuju para calon pemimpin daerah yang terbaik di seluruh Indonesia agar datang ke Jakarta, menawarkan program ke warga Jakarta, supaya warga dapat memilih pemimpin terbaiknya.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016