Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup hanya melemah tipis pada Jumat, setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data inflasi yang cukup positif dan nyaris mampu mengimbangi sentimen buruk dari pasar global.
IHSG BEI ditutup melemah tipis 2,18 poin atau 0,04 persen menjadi 4.843,18. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 0,05 poin (0,01 persen) menjadi 840,29.
"Bursa saham global yang terkoreksi berdampak negatif terhadap psikologis pelaku pasar saham di dalam negeri, akibatnya transaksi jual masih cenderung mendominasi sehingga indeks BEI berada di area negatif," kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo.
Menurut dia, salah satu faktor yang membuat bursa saham global terkoreksi yakni fluktuasi harga minyak mentah dunia yang kembali mengalami penurunan.
"Masalah utamanya memang dari bursa global. Kalau sentimen dari dalam negeri cukup positif," ucapnya.
Ia optimistis dengan kondisi ekonomi domestik yang terbilang positif maka potensi indeks BEI berbalik menguat cukup terbuka. Beberapa data ekonomi Indonesia yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat ini (1/4) ini dinilai cukup bagus.
Ia mengemukakan bahwa salah satu data ekonomi Indonesia yang menjadi bokus pasar yakni laju inflasi. Tingkat inflasi Maret tercatat sebesar 0,19 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-Maret 2016 tercatat 0,62 persen dan laju inflasi secara tahunan (year on year) 4,45 persen.
"Inflasi cukup stabil. Meski IHSG turun, namun masih terlihat stabil. Saham-saham properti dan konstruksi masih positif," katanya.
Sepanjang transaksi hari terakhir pekan ini, frekuensi tercatat mencapai 237.254 kali dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 4,44 miliar lembar saham senilai Rp5,69 triliun.
Di bursa regional, indeks Hang Seng melemah 277,78 poin (1,34 persen) ke level 20.498,92, indeks Nikkei 225 turun 594,51 poin (3,55 persen) ke level 16.164,16, dan Straits Times melemah 23,14 poin (0,86 persen) ke posisi 2.816,10.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016