Beirut (ANTARA News) - Jumlah korban tewas akibat serangan udara di Distrik Deir Al Asafir di bagian tenggara Damaskus meningkat menjadi 33 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, kata kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Serangan pada Kamis (31/3), yang menurut Observatorium dilakukan pesawat Suriah, terjadi meski ada "penghentian permusuhan" sebulan di Suriah antara pasukan pemerintah dan penentang mereka, selain kelompok ISIS dan Front Nusra Al Qaeda.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan terkejut mengetahui laporan serangan udara itu. "Kami mengutuk keras serangan apapun yang diarahkan ke warga sipil," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat John Kirby.
Bagian dari wilayah Ghouta Timur di Damaskus timur, tempat Deir Al Asafir berada, telah berada di luar kendali Presiden Bashar Al Assad sejak pemberontakan meletus lima tahun lalu dan memunculkan perang sipil.
Wilayah tersebut dikendalikan oleh faksi-faksi yang berbeda, termasuk pasukan pemberontak yang terlindungi oleh gencatan senjata, dan Front Nusra.
Dalam pembaruan data terakhir pada Kamis (31/4), Observatorium menyatakan bahwa 12 anak, sembilan perempuan, dan seorang guru serta seorang petugas kegawatdaruratan termasuk di antara korban tewas di Deir Al Asafir.
Organisasi penyelamatan "Helm Putih" menyatakan seorang petugas kegawatdaruratan bernama Walid Ghourani tewas ketika salah satu ambulansnya terkena serangan udara.
Organisasi itu menyiarkan rekaman video satu unit ambulans tiba di Deir Al Asafir dan satu petugas berhelm putih membawa tandu di bahunya, bergegas melewati puing-puing bangunan di gang menuju apa yang terlihat sebagai lokasi ledakan tersebut.
Mereka juga mempublikasikan gambar-gambarnya, menunjukkan kerusakan markas Helm Putih di Deir Al Asafir, termasuk satu tempat penimbunan bahan bakar.
Selang pemadam dan tabung gas terlihat di antara gundukan reruntuhan beton yang runtuh akibat serangan tersebut.
Seperti dilansir kantor berita Reuters, Observatorium menyatakan bahwa pasukan pemerintah Suriah masih terus berupaya mengitari seluruh wilayah Deir Al Asafir, yang menurut mereka merupakan rumah bagi 2.700 keluarga. (Uu.M038)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016