Birmingham, Inggris (ANTARA News) - Peter Gade, yang ingin memenangi kembali gelar All-England setelah keberhasilannya di Malaysia enam pekan lalu, malah mengalami kekalahan mengejutkan pada putaran pertama, Rabu waktu setempat. Unggulan keempat asal Denmark tersebut kalah 21-15, 19-21, 19-21 dari Dicky Palyama, pemain nomor 12 dunia dari Belanda, setelah berhasil menyelamatkan empat match point secara beruntun mulai kedudukan 15-20 hingga 19-20 dan gagal menyelamatkan yang kelima akibat keputusan hakim garis yang belum pasti. Itu terjadi setelah Gade memaksa Palyama mengangkat pukulan defensif, yang tampak akan jatuh keluar lapangan dua atau tiga inci, namun hakim garis menunjuk ke lantai yang menyatakan masuk. Gade tampak bingung, dan Palyama juga tampak sedikit terkejut sejenak sebelum melemparkan raketnya ke lantai dan merayakan salah satu kemenangan terbaiknya dan yang pertama atas mantan nomor satu dunia tersebut. "Saya sepenuhnya mengira itu keluar," kata Gade kepada AFP. "Ia dibantu angin dari belakang dan saya merasa bahwa shuttle cock itu keluar," tambahnya. "Biasanya saya tidak akan membiarkan shuttle cock jatuh karena saya tahu ia tegang dan saya ingin melanjutkan reli selama mungkin. Makanya saya merasa kecewa karena membiarkannya jatuh. Meskipun saya kira keluar, ada peluang hakim garis akan menyatakan masuk...," katanya. Terlepas dari keberuntungan kecil tersebut, Palyama mencapai hasil yang patut dipuji dengan penampilan defensif yang ulung dalam kondisi lambat. Ia mempertahankan shuttle cock secara konsisten dengan mendalam, memainkannya dengan ketat dan kokoh dalam permainan di depan net, dan menghindarkan Gade dari kesempatan untuk memaksanya langsung menyerang. Palyama juga tetap tenang - sesuatu yang dalam beberapa peristiwa lebih sulit dilakukannya dibanding sekarang, di mana ia memainkan banyak reli-reli panjang dengan pemain Denmark yang bergerak cepat itu tanpa terpecah. Gade tampaknya berada di jalur yang benar hingga pertengahan set kedua, ketika kesalahan rasionya mulai muncul. Meskipun ia berjuang untuk bangkit dari ketertinggalan 12-19 pada set ketiga, ia tidak pernah tampak nyaman, dan setelah itu mengatakan bahwa ia merasa shuttlecock lamban tidak seperti biasanya. "Ia selalu menekan balik dan saya tidak cukup sabar," akunya. "Saya tidak mampu mengubah permainan saya dan memainkan cara terbaik yang saya bisa, tetapi dia luar biasa dan betul-betul permainan terbaiknya selama ini melawan saya," tambah Gade. Gade tampak seperti ia harus melakukan pekerjaan berat membawa dirinya saat bersama memberi keterangan pers, dan kekecewaan tersebut jelas besar. "Ini sangat membuat frustrasi setelah memenangi Malaysia Terbuka. Saya melakukan persiapan untuk turnamen ini sangat keras dalam waktu yang lama dan ini salah satu yang sangat ingin saya menangi," katanya. Muluskan jalan Lin Dan? Tersingkirnya Gade mungkin membantu Lin Dan, unggulan teratas dan pemegang gelar dari China yang berada dalam paruh pertandingan yang sama, dan yang lolos dari ujian berat pertama melawan Muhammad Roslin Hashim, mantan semifinalis All-England dari Malaysia, dengan kemenangan 24-22,16-21 21-9. Sebelumnya pemain China lainnya juga menang tipis. Bao Chunlai, unggulan kelima, yang menjadi runner-up Gade di Malaysia, hanya unggul tipis 20-19 pada set terakhir dari Ronald Susilo, namun saat pemain Singapura berusaha mendorong pukulan akurat ke net yang menyangkut, sehingga kalah 21-19, 15-21, 19-21. Setelah itu, dua unggulan tunggal putri, Yao Jie, pemain Belanda unggulan kelima mantan juara Eropa kelahiran China, dan Lu Lan, unggulan ketujuh dari China tersingkir. Yao kalah 19-21, 21-18, 6-21 dari Jiang Yanjiao, pemain nomor 10 dunia dari China, sementara Lu, setelah bangkit dari ketinggalan 13-17 untuk menyamakan kedudukan 19-19 pada set kedua, kalah 12-21, 19-21, setelah membiarkan servis tinggi jatuh ke bidang lapangannya saat match point melawan Wong Mew Choo, pemain Malaysia yang banyak mengalami peningkatan. Pertandingan hari pertama tersebut juga hampir diwarnai kekalahan sensasional dalam ganda putra, ketika juara bertahan Jens Eriksen/Martin Lundgaard Hansen, harus memainkan 54-poin pada set terakhir untuk bertahan 21-15, 12-21, 28-26 saat melawan petenis Singapura, Hendri Kurniawan Saputra/Hendra Wijaya. Ulangan final Sementara itu, pasangan Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto siap menghadapi pertandingan ulangan final Asian Games 2006 saat mereka bertemu kembali pasangan Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong yang mengalahkan mereka di final. Luluk/Alvent maju ke putaran kedua untuk memastikan pertarungan melawan ganda Malaysia tersebut setelah pada putaran pertama mengalahkan pasangan Hong Kong Albertus Susanto Njoto/Yohan H Wiratama 21-18, 21-11. Sebelum bertolak ke Birmingham, pasangan itu bertekad membalaskan kekalahan yang membawa mereka harus puas dengan medali perak di Doha itu. "Saya ingin membalas kekalahan di Asian Games terlebih dahulu, kata Luluk. Pasangan lain yang bertanding belakangan pada hari pertama tersebut, ganda campuran Flandy Limpele/Vita Marissa juga membukukan tempat di babak 16 besar dengan meraih kemenangan atas pasangan Denmark, Jens Eriksen/helle Nielsen 29-30, 21-14, 21-13 dalam waktu 50 menit. Selanjutnya juara Jepang Terbuka 2006 itu bertemu pasangan Korea, Hwang Yu Mi/Lee Yong Dae. Dua ganda langsung tersingkir saat pasangan Hendra Ag/Joko Riyadi dikalahkan Michal Logosz/Robert Mateusiak dari Polandia 20-22, 13-21, serta Muh Rizal/Greysia Polii yang meski telah berjuang selama 53 menit, gagal menahan gempuran ganda China, Zhang Jun/Zhao Tingting sehingga kalah 21-17, 18-21, 19-21. (*)
Copyright © ANTARA 2007