New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia sedikit lebih tinggi untuk hari kedua berturut-turut pada Kamis (Jumat pagi WIB), didukung pelemahan dolar setelah sinyal "dovish" Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen minggu ini.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei, bertambah dua sen menjadi berakhir di 38,34 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, patokan global, naik 34 sen menjadi menetap pada 39,60 dolar AS per barel di perdagangan London, dari tingkat penutupan Rabu.

Harga berayun bolak-balik ke wilayah kerugian dan keuntungan sebelum menetap sedikit lebih tinggi.

Kenaikan harga "sebagian besar merupakan fungsi dari dolar yang lebih rendah. Dolar turun tajam hari ini dan berada di titik terendah dalam lima bulan pada satu titik, sehingga minyak mentah kembali, reli ke (posisi) hijau," kata Bob Yawger dari Mizuho Securities USA.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,35 persen menjadi 94,525 pada akhir perdagangan Kamis.

Sebuah greenback yang lebih lemah biasanya memicu daya tarik komoditas yang dihargakan dalam dolar untuk pembeli yang menggunakan mata uang kuat. Dolar telah merosot sejak Yellen menyuarakan nada hati-hati pada Selasa tentang kenaikan suku bunga AS, mengingat pelambatan ekonomi global.

Para analis mengatakan pasar tetap fokus pada kelebihan pasokan minyak mentah global, yang mempertahankan sebuah penutup pada harga. Amerika Serikat melaporkan pada Rabu bahwa persediaan minyak mentah komersialnya telah naik minggu lalu ke rekor tinggi lain, menggarisbawahi kelebihan pasokan.

Yawger menunjuk laporan bahwa OPEC telah meningkatkan produksi pada Maret, sekalipun kartel 13 negara berencana untuk bertemu dengan produsen non-OPEC pada bulan depan untuk membahas potensi pembekuan produksi guna menstabilkan pasar. Harga minyak turun lebih dari 60 persen dari pertengahan 2014.

"Kenaikan itu dalam menghadapi pertemuan 17 April, jadi itu pengembangan bearish dan membantu untuk sisi negatifnya," katanya.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan non-OPEC akan bertemu pada 17 April di Doha untuk membahas pembekuan produksi. Pedagang berharap bahwa hasil dari pertemuan itu akan membantu mendukung harga minyak mentah.

Tim Evans dari Citi Futures menyoroti bahwa perkiraan awal produksi OPEC Maret menunjukkan kenaikan bersih 100.000 barel per hari. Demikian laporan AFP DAN Xinhua.

(A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016