Jakarta (ANTARA News) - Praktik keamanan data dan online dari perbankan menjadi perhatian utama para konsumen ketika memutuskan kepada siapa mereka akan mempercayakan data-data serta transaksi pribadi milik mereka.
Dalam siaran persnya yang diterima ANTARA News, Kamis, Kaspersky Lab memaparkan temuan terbarunya mengenai hal tersebut.
Survey terbaru kepada lebih dari 11.000 konsumen mengungkap bahwa lebih dari setengah (58 persen) responden akan menghindari menggunakan penyedia jasa keuangan yang baru-baru ini mengalami insiden keamanan data.
Meskipun konsumen tampaknya berhati-hati tentang keamanan data pribadi dan uang mereka ketika melakukan transaksi online, masih banyak yang melimpahkan beban serta tanggung jawab kepada penyedia jasa keuangan untuk terus meningkatkan sistem pertahanan mereka sendiri melalui tindakan-tindakan pencegahan yang lebih kuat dan dapat diandalkan.
Sebanyak 59 persen konsumen mengaku bahwa mereka akan memilih penyedia jasa keuangan atau bertransaksi dengan toko online semata-mata atas dasar langkah-langkah keamanan tambahan yang ditawarkan, untuk melindungi uang serta data-data pribadi yang bersifat sensitif.
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa hampir dua pertiga (65 persen) konsumen merasa khawatir tentang praktik keamanan data dari perusahaan tempat mereka bekerja dimana mereka juga memberikan data-data pribadi dan keuangan mereka.
Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 9 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu membuat segala sesuatunya menjadi semakin penting bagi perbankan dan pengecer untuk menunjukkan bahwa mereka melakukan semua yang mereka bisa untuk menghilangkan kekhawatiran para konsumen dan membuat keamanan transaksi online dan data menjadi prioritas utama mereka.
"Penelitian kami juga menemukan bahwa 47 persen konsumen akan menggunakan pembayaran online lebih sering jika mereka memiliki perlindungan yang handal untuk transaksi keuangan," kata Ross Hogan, Global Head of Fraud Prevention, Kaspersky Lab.
"Sehingga jelas bahwa penyedia jasa keuangan harus berbuat lebih banyak untuk melindungi data transaksional untuk keuntungan jangka panjang dan reputasi bisnis mereka," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016