Karawang (ANTARA News) - Perum Peruri menyanggupi permintaan Bank Indonesia (BI) untuk mencetak uang sebanyak 6,6 miliar bilyet, karena pada April mendatang perseroan akan mendatangkan mesin baru untuk menambah kapasitas produksi. "Diharapkan mesin baru tersebut dapat beroperasi pada Juni 2007," kata Direktur Produksi Perum Peruri, Abubakar Baay, di Karawang, Jawa Barat, Rabu. Abubakar mengatakan hal itu untuk menanggapi silang pendapat tentang rencana BI untuk mencetak uang di luar Peruri. "Tahun 2006 kita membuat surat kepada BI yang menyatakan kesanggupan Peruri untuk mencetak 5,5 miliar bilyet. Tapi ternyata BI ingin mencetak 6,6 miliar bilyet, dan pada Oktober 2006, kami kirim surat lagi kepada BI untuk menyanggupi permintaan cetak 6,6 miliar bilyet," katanya. Namun demikian, katanya, sampai saat ini BI belum memutuskan apakah akan meminta Peruri mencetak uang sisanya sebanyak 1,1 miliar bilyet. "Kita tidak tahu apakah BI berubah pikiran, sehingga memberikan order sisanya kepada Peruri. Yang jelas kami tidak ingin konfrontasi dengan BI, karena BI sebagai pelanggan utama kita," kata Abubakar. "kami tidak ingin seolah-olah Peruri menantang BI, karena kita hanyalah pelaksana dan bemper Peruri adalah Meneg BUMN. "BI adalah pelanggan utama yang menyumbang terbesar dalam pendapatan Peruri, sehingga kita harus melayani BI sebaik-baiknya," tambahnya. Sebelumnya diberitakan rencana Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah, yang akan mencetak uang di luar Peruri. Pasalnya Peruri dianggap tak mampu memenuhi order 6,6 miliar bilyet. Rencana Gubernur BI tersebut mendapat krtitikan keras dari kalangan DPR. Namun Burhanuddin mengatakan jika Peruri menyanggupi kebutuhan BI, maka kami akan serahkan seluruhnya kepada Peruri, saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR beberapa waktu lalu. (*)
Copyright © ANTARA 2007