Kupang (ANTARA News) - Para siswa peserta ujian nasional (UN) berbasis kertas pada sejumlah sekolah di Kota Kupang, diberi bimbingan teknis (Bimtek) oleh para guru dan pembimbing sebelum bertempur dalam arena ujian akhir pada 4 - 8 April 2016.
"Bimtek ini penting agar anak-anak tidak kaku dalam mengerjakan soal ujian pada saat berlangsungnya UN," kata Kepala SMA Negeri I Kota Kupang Bapa Muda kepada Antara di Kupang, Rabu.
Dengan pola Bimtek tersebut, kata Bapa Muda, sebanyak 612 siswa peserta UN di SMA Negeri I Kupang terbukti cukup siap secara mental dan ilmu pengetahuan dalam menghadapi UN mendatang.
Terhadap antisipasi kebocoran soal, Bapa Muda mengaku menjadi hal penting dalam pelaksanaan sebuah ujian akhir. Karena dengan kemurnian ujian, akan bisa mendapatkan nilai ukur kualitas anak didik yang ada.
Dia menjelaskan, naskah ujian baru bisa diambil oleh sekolah pada Kamis besok pada sekolah posko penyimpan naskah ujian nasional yang dijaga ketat aparat kepolisian.
"Jadi tidak diambil sembarangan dan bisa dibuka sembarangan untuk tau soalnya. Jadi kerahasiaannya sangat terjamin," katanya.
Selain itu juga lanjut dia, pelaksanaan ujian nasional akan diawasi oleh para pengawas dari eksternal sekolah itu sebanyak 62 orang, sesuai jumlah ruangan yang akan digunakan untuk 612 peserta ujian nasional tahun ajaran 2016 ini.
"Saya jamin naskah yang akan dibagikan dalam ujian nasional nanti adalah naskah segel yang benar-benar asli dan baru dibuka," katanya.
Terkiat belum diselenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah itu, Bapa Muda mengatakan karena minim sarana.
Dia mengaku, ruang kelas yang dimilki sekolah negeri pertama di Kota Kupang itu, sangat tidak seimbang dengan jumlah siswa yang ada. Karenanya, kemungkinan untuk melaksanakan UNBK sangat sulit.
"Ruangan terbatas dan siswa banyak, sementara lahan untuk bangun gedung baru juga tidak ada lagi. Karena itu kami kesulitan untuk bisa selenggaran UNBK," katanya.
Pewarta: Yohanes Adrianus
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016