Jakarta (ANTARA News) - Resmi diluncurkan di Indonesia hari ini, Managing Director Spotify Asia, Sunita Kaur, mengaku tidak memasang target untuk pasar Indonesia.
"Kami tidak punya target untuk Indonesia. Kami ingin melihat tren di Indonesia, dan mengembangkannya," kata dia, di Jakarta, Rabu.
Hal senada juga disampaikan Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli, yang menjadi mitra hadirnya Spotify di Indonesia.
"Kami tidak menargetkan jumlah, tapi kami yakin jumlahnya akan meningkat," ujar dia.
"Music streaming adalah cara baru untuk menikmati dan mengakses musik. Spotify mempermudah dimana orang dapat mendengarkan musik dalam satu tempat," sambung dia.
Lebih dari itu, keunggulan layanan Spotify yang tidak hanya membawa musik mancanegara ke dalam negeri, namun juga membawa musik Indonesia ke kancah internasional, menurut Alex, akan mampu mendorong adopsi streaming musik di Indonesia.
Berdasarkan riset, Alex mengatakan bahwa usia pengguna streaming musik di Indonesia berkisar antara 18 tahun hingga 40-45 tahun. "Tapi, makin lama menjadi lebih luas karena musik dapat dinikmati semua kalangan," kata Alex.
Tak jauh berbeda, di Singapura Sunita melihat tren Spotify cenderung lebih banyak diadopsi oleh pengguna berusia 18 sampai 34 tahun, namun dua hingga tahun setelah diluncurkan, grup yang paling banyak mengadopsi Spotify adalah mereka yang berusia 45 tahun ke atas.
Lebih lanjut, Sunita mengungkapkan bahwa rata-rata pengguna Asia, yakni Singapura, Hongkong, Filipina, Malaysia, Taiwan, menghabiskan waktu 149 menit atau hampir dua setengah jam setiap harinya.
"Kami berharap itu juga akan terjadi di Indonesia, bahkan lebih," ujar Sunita.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016