Tokyo (ANTARA News) - Bursa saham Tokyo ditutup melemah pada Rabu tertekan apresiasi yen terhadap dolar AS setelah komentar "dovish" Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen tentang laju kenaikan suku bunga membuat investor mengambil posisi berhati-hati.

Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) berakhir turun 224,57 poin atau 1,31 persen dari penutupan Selasa, mendekati penutupan terendah dua minggu pada 16.878,96. Sementara itu, indeks Topix dari seluruh saham papan utama, ditutup 21,31 poin atau 1,55 persen lebih rendah pada 1.356,29.

Pialang lokal mengatakan penjualan dolar dan pembelian yen setelah pernyataan Yellen, mendorong mata uang Jepang lebih tinggi yang berdampak pada saham-saham berorientasi ekspor, perusahaan-perusahaan yang bergantung pada yen lemah untuk meningkatkan keuntungan ketika dipulangkan dari pasar luar negeri.

Dolar berpindah tangan di sore hari antara 112,48-49 yen dibandingkan dengan 112,67-77 yen di New York dan 113,69-70 yen di Tokyo pada pukul 17.00 waktu setempat pada Selasa.

Biasanya, para pedagang menambahkan, ketika yen menguat dan saham-saham yang secara luas memiliki eksposur ke pasar luar negeri mundur, pasar yang lebih luas juga terseret.

Analis lain mengatakan, data pagi ini menunjukkan bahwa produksi industri Jepang merosot 6,2 persen pada Februari, sedikit meningkatkan sentimen investor, karena kekhawatiran resesi semakin dekat.

Saham-saham yang terkait pembuatan mobil tertekan oleh penurunan 20 persen Takata, setelah sumber-sumber mengatakan pemasok kantong udara atau "airbag" yang sedang kesulitan itu merugi terkait dengan penarikan inflator airbag yang berpotensi merugikan pabrikan Jepang itu 24 miliar dolar AS.

Penurunan 20 persen saham Takata menjadi 414 yen adalah batas kerugian harian.

Semua kategori industri pada papan utama ditutup di teritori negatif, dengan transportasi laut, bank, dan saham terkait logam-non metal mencatat penurunan besar.

Nilai transaksi pada Rabu mencapai 2.000,4 miliar yen (17,80 miliar dolar AS), demikian Xinhua melaporkan.

(A026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016