Jakarta (ANTARA News) - Produsen barang konsumsi PT Unilever Indonesia Tbk meraih pertumbuhan sebesar 5,7 persen menjadi Rp36,5 triliun dan laba bersih tumbuh 2 persen menjadi Rp5,85 triliun sepanjang 2015.


"Pertumbuhan penjualan perseroan yang single-digit sangat dipengaruhi oleh kondisi makro-ekonomi Indonesia yang masih belum kondusif," kata Direktur Governance & Corporate Affairs dan Sekretaris Perusahaan Sancoyo Antarikso melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.


Menurut Sancoyo, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang melemah, yakni 4.8 persen, menyebabkan turunnya konsumsi masyarakat selama 2015.


Dalam kondisi demikian, perseroan tetap berhasil membukukan pertumbuhan penjualan dalam negeri sebesar 6.6% pada tahun 2015.


Namun, lanjut Sancoyo, karena ada penurunan penjualan untuk ekspor, secara keseluruhan total pertumbuhan penjualan ditutup di 5.7 persen.

Kendati kondisi perekonomian mulai menunjukkan perbaikan di kuartal III/2015, Rupiah mengalami depresiasi pada pertengahan tahun, hingga mencapai nilai terendah pada Rp. 14,697.


“Hal ini menjadi tantangan besar bagi perseroan, karena sekitar 55 persen dari input cost kami berkaitan dengan hard currencies," kata Sancoyo.


Tantangan ekonomi sepanjang 2015 tidak menyurutkan komitmen Perseroan untuk tetap menggiatkan investasi di sepanjang rantai nilai guna mempertahankan posisi unggul Perseroan.


Salah satu inisiatif utama yang dieksekusi pada 2015 adalah pembukaan pabrik bumbu masak yang baru di Cikarang, yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin pada Agustus 2015.


Peluncuran pabrik seluas 6,2 ha dengan teknologi tinggi ini merupakan tonggak penting dalam pengembangan bisnis pangan Perseoan dalam jangka panjang.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016