Itu eksploitasi anak namanya. Itu lah yang jadi masalah"

Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan pemberlakukan aturan lalu lintas 3-in-1 di Jakarta belum maksimal karena keberadaan joki di sejumlah ruas jalan.

"Penerapan sistem 3-in-1 di sejumlah ruas jalan di wilayah DKI Jakarta selama ini masih kurang maksimal karena munculnya joki. Dan joki itu salah satu pemicu eksploitasi anak," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.

Menurut pria yang lebih akrab disapa Ahok sehari-hari itu, keberadaan joki 3-in-1 dapat memicu timbulnya masalah ekspoitasi pada anak karena tidak sedikit joki yang turut membawa anak saat bekerja.

"Banyak joki yang bekerja sambil membawa anak-anak kecil atau bayi. Bahkan kalau bayi, bisa saja dikasih obat tidur karena bayi kan tidak bisa tidur dalam kondisi bising. Itu eksploitasi anak namanya. Itu lah yang jadi masalah," ujar Ahok.

Oleh karena itu, dia menuturkan sampai dengan saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama dengan Ditlantas Polda Metro Jaya terus mematangkan rencana penghapusan sistem 3-in-1.

"Bersama dengan Ditlantas Po,da Metro Jaya, kami masih terus berkoordinasi mengenai rencana penghapusan 3-in-1. Uji coba untuk penghapusan sistem itu sendiri akan dilakukan di beberapa ruas jalan di Jakarta," tutur Ahok.

Rencananya, dia mengungkapkan uji coba tersebut nantinya akan dilaksanakan selama satu pekan, yakni dimulai pada 5 April 2016. Setelah diuji coba, baru kemudian hasilnya akan dievaluasi kembali.

"Tanggal 5 April 2016, kami akan melakukan uji coba penghapusan sistem 3-in-1. Uji coba itu sendiri akan berlangsung selama satu minggu. Untuk teknis pelaksanaannya, kami diskusikan terus dengan Ditlantas Polda dan Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI," ungkap Ahok.

Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016