Jayapura (ANTARA News) - Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan meminta para kepala daerah serius mendukung upaya pemberantasan narkotika dan obat-obatan terlarang di Tanah Air.
"Lakukan tes urine. Kenapa harus takut kalau kau tak melakukannya," katanya di depan para bupati dan wali kota se-Provinsi Papua yang mengikuti sesi pembukaan rapat daerah di Jayapura Selasa malam.
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan narkoba sudah menjadi ancaman sangat serius bagi masa depan bangsa karena jumlah penggunanya diperkirakan sudah mencapai tujuh juta orang dan total nilai perdagangannya mencapai Rp66 triliun.
"Jumlah pengguna narkoba di Indonesia tercatat 5,9 juta orang tapi saya percaya angkanya jauh di atas itu, yakni tujuh juta orang. Dan 75 persen peredarannya dikendalikan dari penjara," katanya.
Namun, Luhut menengarai bahwa para bos mafia narkoba itu justru bukanlah para pengguna barang haram yang telah membunuh 30 - 50 orang di Indonesia setiap harinya.
Untuk itu, dia meminta para kepala daerah di Provinsi Papua memastikan diri mereka terbebas dari narkoba karena para korban dari berbagai jenis barang haram ini bisa siapa saja dan dari penganut agama mana pun.
Kasus-kasus penggunaan narkoba juga sangat dekat dengan penyebaran HIV/AIDS. Di Provinsi Papua, angka prevalensi HIV tercatat 2,4 persen sedangkan di Provinsi Papua Barat tercatat 3,2 persen, katanya.
Dalam bagian lain pemaparannya, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan memberikan gambaran tentang dampak konflik dan pertikaian di kawasan Timur Tengah, seperti Libya dan Suriah, serta kehadiran organisasi teroris ISIS.
"Kita mensyukuri keadaan Indonesia yang damai," katanya pada sesi pembukaan raker daerah yang dipimpin Gubernur Papua Lukas Enembe dan turut dihadiri Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo itu.
Luhut juga mengingatkan tentang pentingnya para kepala daerah meningkatkan daya saing daerahnya melalui peningkatan mutu sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan yang baik, serta mewujudkan pemerataan hasil pembangunan bagi seluruh rakyat.
Dalam konteks pembangunan pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Papua, dia mendorong para kepala daerah menggunakan alokasi dana otonomi khusus secara tepat dan akuntabel, serta memberikan tambahan anggaran bagi pendidikan untuk mendukung kemajuan daerah.
"Kalau kau bisa buat ini, maka ini akan menjadi legacy (warisan) mu," katanya.
Terkait dengan bagaimana memajukan pendidikan di Papua, Luhut mengusulkan kerja sama antarkepala daerah untuk membangun sekolah menengah atas bermutu yang berbasis sistem asrama (boarding school) seperti SMA Unggul DEL yang dia dirikan di Sumatera Utara.
Pewarta: Rahmad Nasution
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016