Saya bahagia diberi kehormatan sebagai pembina Tagana dan ini adalah sebagai amanah,"

Jakarta, (ANTARA News) - Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay dikukuhkan sebagai pembina relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana).

"Saya bahagia diberi kehormatan sebagai pembina Tagana dan ini adalah sebagai amanah," kata Saleh Daulay pada HUT ke-12 Tagana di Tagana Training Center, Sentul Bogor, Jabar, Selasa.

Saleh didaulat sebagai pembina Tagana oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Pada acara tersebut juga dihadiri Kepala Basarnas Bambang Sulistio, Sekretaris Utama BMKG Widada Sulistya, Ketua Harian PMI dan undangan dari unsur TNI Polri.

Dia mengatakan, Indonesia adalah negara yang rawan bencana. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 134 daerah yang rawan bencana alam.

"Kalau musim hujan, banjir dan longsor, kalau musim kemarau terjadi kekeringan dan kebakaran lahan. Karena itu kita tidak boleh mengatakan kita tidak siap menghadapi bencana," tambah dia.

Untuk itu, menurut Saleh harus disyukuri bahwa masih ada relawan sosial yang bekerja kemanusiaan tanpa pamrih seperti Tagana.

Tagana harus selalu berada di lokasi bencana dimana orang-orang lain menyelamatkan diri, tapi Tagana wajib menyelamatkan orang lain, tambah dia.

Besarnya tanggung jawab Tagana, bekerja sama dengan Kemensos maka ada anggaran yang perlu ditingkatkan.

Dia mengatakan, ada daerah yang betul-betul.menbutuhkan dan harus menjadi perhatian. Maka anggaran penanganan bencana yang saat ini sekitar Rp300 miliar perlu ditingkatkan.

Begitu juga dengan regulasi, Tagana menurut Saleh perlu diatur di bawah payung hukum. Saat ini RUU Pekerja Sosial sudah masuk dalam Program Legislasi Nasional dan menjadi prioritas.

Mensos Khofifah mengatakan, Tagana harus tetap mempertahankan capaian satu jam sudah harus berada di lokasi bencana.

"Jadi Tagana fokus ke bencana alam, tapi ke depan kita ingin mengembangkan tugasnya pada penanganan bencana sosial," tambah Mensos.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016