Jakarta (ANTARA News) - Kadivhumas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan mengatakan Mabes Polri siap menerjunkan Detasemen Khusus 88 Antiteror dan  Brigade Mobil untuk menyelamatkan sepuluh ABK WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

"Kami siap membantu, termasuk tim Densus maupun Brimob," kata Anton di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, polisi sudah berkoordinasi dengan Interpol dalam upaya penyelamatan para sandera. "Kami koordinasi dengan Interpol," katanya.

Dua kapal berbendara Indonesia yang mengangkut tujuh ribu ton batu bara dibajak di perairan Filipina pada 26 Maret 2016.

"Prioritas saat ini adalah keselamatan sepuluh WNI yang disandera. Pihak perusahaan sejauh ini telah menyampaikan informasi tersebut kepada keluarga sepuluh awak kapal yang disandera," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir.

Pembajakan kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 itu terjadi saat dalam perjalanan dari Sungai Puting di Kalimantan Selatan ke Batangas di Filipina Selatan.

"Tidak diketahui persis kapan kapal dibajak. Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf," ujar Arrmanatha.

Kapal Brahma 12 sudah dilepaskan dan sudah di tangan otoritas Filipina, namun kapal Anand 12 dan sepuluh awak kapal masih ditawan pembajak dan belum diketahui posisinya.

Dalam komunikasi Kemlu dengan perusahaan pemilik kapal, pembajak menyampaikan tuntutan sejumlah uang tebusan. Sejak 26 Maret, pembajak sudah dua kali menghubungi pemilik kapal.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016