Tiap tahun negara kehilangan Rp35 triliun. Ini tiap tahun. Ini mutlak dilakukan pembangunan, agar uang tidak hilang percuma karena macet
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta pembangunan kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) di Jakarta, Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), Palembang dan Bandung Raya dipercepat.
"Yang Jabodetabek sudah dimulai. Palembang sudah dimulai. Jakarta sudah," kata Joko Widodo saat membuka rapat kabinet terbatas tentang percepatan pembangunan LRT dalam rangka Asian Games 2018 di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Dia berharap, kereta cepat Bandung-Jakarta terintegrasi dengan Mass Rapid Transit (MRT), busway, kereta bandara, dan kereta komuter sehingga mengurangi kemacetan di kota besar.
Menurut dia, kemacetan di Jakarta telah menyebabkan kerugian Rp28 triliun per tahun, sedangkan kemacetan Jakarta-Bandung menyebabkan kerugian Rp7 triliun per tahun.
"Ini yang akan kita hilangkan. Tiap tahun negara kehilangan Rp35 triliun. Ini tiap tahun. Ini mutlak dilakukan pembangunan, agar uang tidak hilang percuma karena macet," kata Jokowi.
Presiden Jokowi meminta angkutan umum berbasis rel juga terintegrasi dengan bandara.
"Saya ingin semua terintegrasi dengan bandara. Di Palembang sudah terintegrasi. Di Jakarta gimana? Apa sebaiknya LRT ke sana atau kereta cepat yang ke sana. Semua ada hitung-hitungannya," kata dia.
Ia mengatakan percepatan LRT akan bisa menjadi alternatif transportasi massal di Jabodetabek, Bandung dan Pelembang. "Percepatan ini untuk Asian Games 2018. Kita harapkan bisa selesai semua," katanya.
Dia berharap semua masalah terkait LRT segera diselesaikan, baik menyangkut jalur, teknis, pembiayaan, sumber daya manusia, perizinan, maupun tata ruang.
"Jalur MRT dan LRT harus terintegrasi. Kita ingin efisien dan produktif," kata Jokowi.
Pewarta: Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016