Banda Aceh (ANTARA News) - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengerahkan empat gajah jinak untuk membantu mengatasi gangguan gajah liar di Kabupaten Aceh Jaya.
"Kami mengerahkan empat gajah liar untuk mengatasi gangguan gajah di Aceh Jaya yang terjadi sejak beberapa bulan lalu," kata Kepala Ranger BKSDA Aceh Wahdi di Banda Aceh, Selasa.
BKSDA telah membawa empat gajah jinak yang selama ini berada di Saree, Aceh Besar, ke Conservation Response Unit (CRU) Sampoinet, Kabupaten Aceh Jaya, untuk membantu mengatasi gangguan gajah liar.
Keempat gajah jikan itu, menurut Wahdi, akan dikerahkan untuk patroli ke titik-titik tertentu di wilayah Aceh Jaya serta menggiring gajah liar keluar dari permukiman dan perkebunan rakyat.
"Dengan adanya empat gajah jinak yang ditempatkan di CRU Sampoinet, diharapkan konflik gajah dengan manusia bisa diatasi," kata Wahdi.
"Apalagi sudah dua tahun ini CRU Sampoinet tidak aktif. Dengan ditempatkannya empat gajah jinak, maka CRU tersebut kembali diaktifkan," tambah dia.
Kepala BKSDA Aceh Genman S Hasibuan mengatakan konflik satwa dengan manusia di wilayah itu terjadi karena gajah telah kehilangan hutan untuk mendapatkan pangan.
"Kawasan pangan gajah-gajah tersebut tidak ada lagi karena alih fungsi lahan, seperti untuk perkebunan maupun permukiman. Akibatnya, kawanan gajah masuk ke wilayah perkebunan dan permukiman," katanya.
Oleh karena itu, ia menjelaskan, BKSDA dan instansi terkait juga akan menyediakan lahan sekitar 150 ribu hektare untuk kawasan pangan gajah liar di wilayah Aceh Jaya.
"Diperkirakan ada puluhan kawanan gajah di Aceh Jaya. Gajah-gajah ini harus dilindungi serta konflik gajah dengan manusia harus segera diatasi. Karena itu, kami berupaya menyediakan kawasan pangannya," kata Genman.
Pewarta: M Haris SA
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016