Denpasar (ANTARA News) - Bali mulai menyiapkan diri ikut pameran dagang sektor industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) bertaraf internasional di New York, Amerika Serikat (AS). "Kegiatan dagang akbar itu berlangsung September mendatang, namun persiapannya secara matang harus dimulai dari sekarang," kata Kepala Sub Dinas (Kasubdin) Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Bali Ni Wayan Kusumawathi di Denpasar, Rabu. Konsumen di New York merupakan pangsa pasar terbesar selama ini terhadap TPT Bali, sehingga eksportir dan produsen yang akan ikut pameran harus punya tanggungjawab dalam kelancaran perdagangannya nanti. Ia mengatakan, pihaknya akan memilih pengusaha produsen yang menjadi andalan baik dalam rancang bangun maupun dalam produksi jika terjadi kontak dagang dengan pengusaha setempat tidak mengecewakan nama baik Indonesia. "Eksportir dan pengusaha produsen yang diikutkan dalam pameran khusus TPT di negeri Paman Sam itu harus pilihan, dan sungguh-sungguh untuk berbisnis karena tidak ada yang gratis," tutur Ni Wayan Kusumawathi. Ia mengatakan, AS hingga kini masih tercatat pembeli terbesar mata dagangan nonmigas dari Bali, yang terdiri atas barang aneka kerajinan, TPT, industri kecil dan rumah tangga, hasil perkebunan dan perikanan. Konsumen AS mengimpor barang dari Bali bernilai sebesar 105 juta dolar AS, atau sekitar 22,9 persen dari seluruh perolehan devisa selama 2006, jumlah itu berkurang jika dibandingkan dengan 2005 mencapai 145,9 juta dolar. Berkurang ekspor aneka barang bernilai seni buatan Pulau Dewata ke AS, menurut dia, salah satu diantaranya dicabutnya kuota ekspor TPT ke AS sejak Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mencabut kuota ekspor pakaian jadi 1 Januari 2005. Sejak itu pula realisasi ekspor nonmigas Bali ke AS berkurang dari 160,6 juta 2004 menjadi 145,9 juta dolar 2005 dan 2006 hanya 105 juta dolar. Jepang berada diurutan kedua 45,4 juta dolar dan ketiga Perancis 40,5 juta dolar. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007