"Menghadapi MEA ini keperluan informasi mengenai Asia dan dunia tentunya penting, dengan televisi prabayar atau parabola hal ini bisa didapat, perlu adanya perhatian pemerintah terkait hal tersebut," kata salah satu pelanggan televisi prabayar itu, Darmawi Ibrahim di Padang , Senin.
Menurutnya tayangan produksi dalam negeri yang bisa ditangkap gratis saat ini sudah tidak terlalu mendidik dan hiburannya pun jarang diperbarui. Hal ini berbeda bila menggunakan parabola atau televisi prabayar yang menyajikan berbagai tayangan mendidik dan berita teraktual dari kawasan Asia dan dunia lainnya.
Selain fungsi ini, televisi prabayar juga membantu aktivitas bisnis dan ekonomi mereka. Sebagai contoh bagi pedagang, untuk mengetahui peluang pasar di Asia atau ASEAN bisa mengamati CNBC atau Bloomberg yang sudah ada versi Indonesia.
Sebab jika hanya mengamati stasiun tv lokal tidak ada atau jarang sekali berita tentang luar negeri tersebut.
Bagi pedagang, katanya, akan memudahkan dalam menentukan produk atau jenis barang yang diinginkan konsumen.
"Begitu pentingnya siaran luar negeri tersebut sudah saatnya menjadi pilihan masyarakat menghadapi MEA," katanya.
Berbeda dengan itu pelanggan lain televisi prabayar, Esihwati, berharap justru pemerintah mengalihkan siaran tv lokal UHF dan memindahkan menjadi televisi prabayar. Sistemnya, ujar dia, seperti pemungutan iuran televisi waktu masa pemerintahan Presiden Soeharto dulu.
Namun dalam televisi prabayar itu tersedia bukan siaran lokal saja, terdapat siaran internasional juga yang menarik konsumen. Dengan begitu kata dia, tentu akan terjadi seleksi masyarakat yang gemar dan tidak gemar menonton.
"Selain itu hal ini juga bisa menghindarkan anak-anak menonton program acara yang tidak sesuai dengan tingkat usianya," sebut dia.
Sementara itu anggota Komisi 1 DPR, Gamari Sutrisno, mengharapkan agar menteri komunikasi dan informatika segera menyelesaikan aturan terkait siaran televisi swasta termasuk izin, siaran lokal dan asingnya.
"Konten siaran ini termasuk jenis yang mencerdaskan dan tidak," katanya.
Bagi pedagang, katanya, akan memudahkan dalam menentukan produk atau jenis barang yang diinginkan konsumen.
"Begitu pentingnya siaran luar negeri tersebut sudah saatnya menjadi pilihan masyarakat menghadapi MEA," katanya.
Berbeda dengan itu pelanggan lain televisi prabayar, Esihwati, berharap justru pemerintah mengalihkan siaran tv lokal UHF dan memindahkan menjadi televisi prabayar. Sistemnya, ujar dia, seperti pemungutan iuran televisi waktu masa pemerintahan Presiden Soeharto dulu.
Namun dalam televisi prabayar itu tersedia bukan siaran lokal saja, terdapat siaran internasional juga yang menarik konsumen. Dengan begitu kata dia, tentu akan terjadi seleksi masyarakat yang gemar dan tidak gemar menonton.
"Selain itu hal ini juga bisa menghindarkan anak-anak menonton program acara yang tidak sesuai dengan tingkat usianya," sebut dia.
Sementara itu anggota Komisi 1 DPR, Gamari Sutrisno, mengharapkan agar menteri komunikasi dan informatika segera menyelesaikan aturan terkait siaran televisi swasta termasuk izin, siaran lokal dan asingnya.
"Konten siaran ini termasuk jenis yang mencerdaskan dan tidak," katanya.
Pewarta: MR Denya Utama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016