Lahore, Pakistan (ANTARA News) - Otoritas Pakistan pada Senin memburu para pelaku di balik serangan bom bunuh diri yang menewaskan setidaknya 65 orang di Lahore, yang diklaim oleh faksi Taliban yang pernah menyatakan kaitan dengan ISIS.
Kebanyakan korban serangan bom di sebuah taman di kota bagian timur Lahore pada Minggu petang (27/3) adalah perempuan dan anak-anak yang sedang menikmati libur akhir pekan Paskah.
"Kita harus membawa pembunuh saudara-saudara dan anak-anak kita ke pengadilan dan tidak akan membiarkan kebiadaban tidak manusiawi ini menyerang kehidupan dan kebebasan kita," kata juru bicara militer Asim Bajwa di Twitter.
Para pejabat menyatakan sedikitnya 65 tewas dan sekitar 300 lainnya terluka akibat serangan itu. Jumlah korban jiwa diperkirakan masih bertambah.
Baca Juga : Kementerian Luar Negeri nyatakan tidak ada WNI korban bom Lahore
Satu faksi Taliban Pakistan yang disebut Jamaat-ul-Ahrar mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu dan mengeluarkan perintah langsung untuk menentang pemerintah.
"Kami ingin mengirimkan pesan kepada Perdana Menteri Nawaz Sharif bahwa kami sudah memasuki Lahore," kata juru bicara faksi itu, Ehsanullah Ehsan, seperti dikutip kantor berita Reuters.
Kelompok itu mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan besar setelah mereka memisahkan diri dari Taliban Pakistan pada 2014.
Mereka menyatakan kesetiaan kepada ISIS namun kemudian menyatakan bergabung kembali dengan pemberontakan Taliban.
Selain menjadikan kepentingan militer, polisi, pemerintah dan Barat sebagai target utama, Taliban Pakistan dan sekutu mereka juga menyasar pemeluk Kristen dan agama minoritas lain.
Hampir 80 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri di sebuah gereja di Peshawar pada 2013.
Pasukan keamanan telah membunuh dan menangkap ratusan tersangka anggota kelompok bersenjata dalam upaya penumpasan besar-besaran setelah pria-pria bersenjata Taliban menewaskan 134 anak di satu sekolah yang dikelola militer di Peshawar pada Desember 2014.
Lahore adalah ibu kota provinsi terkaya Pakistan, Punjab, dan dianggap sebagai daerah pendukung Sharif dan partainya yang sedang berkuasa.
Kantor Sharif mengutuk serangan itu sebagai tindak pengecut dan menyatakan balasan sudah diperintahkan namun tidak mengelaborasinya.
Badan keamanan Pakistan sudah lama dituduh mengayomi kelompok bersenjata tertentu untuk mencapai tujuan keamanan dengan Afghanistan dan rival lama India.
Taliban Pakistan bertempur untuk menggulingkan pemerintah dan menerapkan interpretasi ketat dari hukum Islam.
Penentang Sharif menuduh dia menoleransi militansi sebagai imbalan bagi kedamaian di provinsinya, tuduhan yang dia bantah kuat.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016