Banda Aceh (ANTARA News) - Rapat Koordinasi Penyusunan Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menegah tahun 2017 yang berlangsung di Banda Aceh, 27-30 Maret 2016, resmi dibuka oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin pada Minggu.
Rakornas tersebut mengusung tema membangun hilirisasi industri sumber daya alam, yang menurut Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Euis Saedah agar Indonesia tak lagi bertingkah seperti jaman kongsi dagang Hindia Belanda, VOC.
"Ini memang temanya hilirisasi industri SDA, supaya kita tidak seperti jaman VOC. Petik, jual. Serok, jual. Itu boleh saja, tetapi ya seharusnya masih bisa dioptimalkan dengan ada proses lanjutan," kata Euis saat memberikan arahan kepada para peserta Rakornas, Minggu malam.
Hilirisasi industri SDA erat kaitannya dengan penguatan IKM di seluruh Indonesia, yang harus cermat membaca peluang industri olahan lanjutan dari tiap-tiap SDA yang ada di daerahnya.
Oleh karena itu, penguatan IKM menjadi hal penting untuk diseriusi pemerintah terutama sejalan dengan visi Kemenperin untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri tangguh pada 2025.
"Posisi IKM di mana? IKM sudah seharusnya bisa bersaing bukan hanya di dalam negeri tetapi di kancah global," kata Euis.
Lewat Ditjen IKM, Kemenperin terus berupaya menguatkan sektor IKM dengan sejumlah strategi ofensif dan defensif, misalnya penumbuhan wirausaha baru, pengembangan produk IKM serta peningkatan kemauan sentra dan UPT serta pemberian bantuan mesin daneralatan produksi.
Selain itu, Dirjen IKM Kemenperin juga menggelar berbagai promosi dan pameran demo memperluas akses pasar, memfasilitasi pendaftaran hak kekayaan intelektual (HAKI), memfasilitasi sertifikasi mutu produk dan kemasan serta memfasilitasi pembiayaan melalui skema Kredit Usaha Rakyat.
Diharapkan melalui Rakornas tersebut dapat menelurkan berbagai program penguatan IKM yang berikutnya akan difokuskan di daerah, khusunya di luar Pulau Jawa.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016