Batusangkar (ANTARA News) - Sekira 3.000-an Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) kekurangan air bersih akibat guncangan gempa pada Selasa (6/3), sehingga sebagian besar terpaksa mengonsumsi air Danau Singkarak di sekitar pemukiman penduduk.
"Saya dan keluarga kini terpaksa mengambil air Danau Singkarak untuk memasak dan minum, karena air pegunungan kini keruh dan bercampur lumpur," kata Jusnimar (50), warga Kecamatan Batipuh Selatan kepada ANTARA News, Rabu.
Jusninar bersama 3.000-an warga lain berada di Jorong Bayiang, Nagari Malalo, Kabupaten Tanah Datar, biasanya mengambil air dari perbukitan yang terdapat di sekitar lokasi pemukiman itu.
Namun, mereka kini kesulitan mendapat air bersih lantaran gempa berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR) mengakibatkan saluran air yang biasa dimanfaatkan penduduk merekah, dan air bercampur lumpur.
"Air pegunungan itu awalnya jernih, tapi kini keruh dan berwarna kuning kecoklatan, sehingga tidak layak diminum," katanya.
Warga terpaksa mencari sumber air yang berada di sekitar pemukiman penduduk itu, di antaranya sumur-sumur galian dan air danau.
"Kami sangat mengharapkan pasokan air bersih, karena kini banyak warga yang mulai sakit perut dan mencret," katanya.
Erizanur, Camat Batipuh Selatan, mengatakan bahwa ribuan warganya masih mengungsi di tenda-tenda darurat dan mengalami trauma mental untuk kembali ke rumahnya.
"Banyak warga yang belum makan nasi, karena tidak sempat memasak sedang bantuan yang datang baru berupa mie instan," katanya.
Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, adalah salah satu lokasi terparah terkena dampak dari gempa yang berpusat di 0,47 Lintang Selatan (LS) dan 149 Bujur Timur (BT) pada kedalaman 33 kilometer atau sekitar Kilometer (KM) 11 arah Barat Daya Batusangkar. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007